Kenali Kartini Sampai Tuntas!

Kartini adalah perempuan yang terlahir dari kalangan priyayi Jawa pada tanggal 21 April 1879. Ia putri dari Bupati Jepara Raden Mas Sosroningrat dari istri pertamanya, namun bukan yang utama. Artinya ketika menikah dengan ibunda Kartini yakni M.A. Ngasirah ia masih menjabat sebagai seorang wedana di Mayong. Seiring berjalannya waktu R.M. Sosroningrat diangkat menjadi Bupati, namun peraturan kolonial ......

Mengapa Aku Mencintai KAMMI

“Orang bijak berkata... bahwa mencintai itu tak butuh alasan.” Jumat, 24 Juni 2011. Semua barang sudah disiapkan. Dicek untuk terakhir kalinya, kemudian melaju ke kampus Unisba. Daurah Marhalah I. Saat itu, diri ini memang belum mengerti kegiatan seperti apa dan untuk apa DM I itu. Di perjalanan, terlintas peristiwa beberapa tahun silam ketika seorang teman mengajak untuk masuk KAMMI....

KAMMI, PENDIDIKAN UNTUK PERADABAN

Indonesia, mendengar kata itu terngiang di benak seorang pemuda akan perjuangan dan pengorbanan para pejuang tangguh. Kini saatnya seorang pemuda ambil alih,...

HIBRIDISASI PENDIDIKAN SEBAGAI KATALISATOR PENINGKATAN KUALITAS PENDIDIKAN INDONESIA MASA DEPAN

Memasuki abad ke-21 ini, pendidikan nasional Indonesia menghadapi tantangan yang berat yaitu tantangan globalisasi, otonomi daerah dan desentralisasi pendidikan untuk mengembangkan pendidikan...

Menuju DM 1 KAMMI UPI yang Ideal

“Membentuk kader yang mujahadah dalam beraktualisasi dan beramal dengan intelektualitas yang tinggi menuju generasi Robbani”, Itu yang menjadi fokus kerja Tim Kaderisasi KAMMI UPI kedepan.

Minggu, 22 Mei 2011

Menjadi aktivis sejati yang Berprestasi???? Siapa takut!!!!!

Menjadi aktivis sejati yang Berprestasi???? Siapa takut!!!!!
Oleh Adam Ginanzar (Sekertaris Umum KAMMI Komsat UPI 2011)

Seorang aktivis sangat erat kaitannya dengan sebuah organisasi, bahkan tidak jarang waktu yang ia miliki lebih banyak digunakan untuk memikirkan organisasi dibandingkan dengan akademis. Banyak aktivis yang lebih betah berlama-lama kuliah bahkan hampir di DO (Drop Out) dari kampus serta IPK nya Nasakom???? Wah serem amat y!!!!! Bagi teman-teman aktivis jangan merasa resah akan paradigma tersebut, karena idealnya seorang aktivis itu lebih pintar dalam berbicara, dalam sistem melobi serta jaringannya luas, akademiknya???so pasti wajib bin harus medapatkan IPK yang besar. Bagaimana menjadi aktivis sejati namun berprestasi????? Dibawah ini adalah kiat-kiat menjadi aktivis sejati yang berprestasi.

1.       Memiliki mimpi yang besar
Sebagai mana imam Hasan Al Banna berkata “ Mimpi kita hari ini, adalah kenyataan hari esok. Sebagaimana mimpi hari lalu adalah kenyataan hari ini. Tentu jika dan hanya jika, hari-hari antara kedua masa itu-kemarin dan hari ini- terisi dengan ikhtiar, doa dan tawakal untuk mengejar lesatan sang cita. Katakanlah itu, mimpi yang ditindaklanjuti” .
Mimpi atau cita-cita identik dengan sesuatu capaian yang sangat tinggi, dalam Al-Qur an kita menemukan sebuah pertanyaan tentang cita yang dengannya Allah ingin menyadarkan akan siapa kita dan siapa Dia. “ Atau apakah manusia akan mendapat segala apa yang dicita-citakannya? Maka hanya milik Allah-lah akhirat dan juga dunia.”(An Najm ayat 24-25).

2.        Memiliki rencana, strategi atau pemprograman yang jelas
Gagal merencanakan berarti merencanakan gagal, mungkin selama ini kita menikmati perkuliahan mengalir dengan nyamannya, meski sesekali karang keras membentur. Tetapi tak terpikirkah kita bahwa dengan memprogram atau membuat strategi dalam menaklukan perkuliahan akan lebih meningkatkan potensi diri dari terhanyut menjadi berenang, dari tenggelam menjadi menyelam dan dari terarus menjadi berlayar. Semua bermula dari misi, sean Covey dalam The 7 Habits memberikan contoh pernyataan misi yaitu RESPECT ( Religion, Education, Succeding, Productive, Exercise, Caring, Truthful).

3.       Meyakinkan Diri bahwa saya bisa memberikan yang terbaik untuk setiap hal yang saya miliki. 
Tak jarang banyak orang yang menutupi kemampuannya karena rasa ketidak percayaan akan dirinya serta tidak percaya akan pertolongan Allah itu ada, sehingga tidak pernah yakin akan apa yang dilakukannya dan kegagalan selalu dinomor satukan dalam pemikirannyannya. Jika itu yang terjadi, maka sudah dapat dipastikan bahwa jurang kegagalan selalu menyertai orang tersebut. Sugesti atau meyakinkan diri kita memang merupakan hal yang gampang-gampang susah, maksudnya gampang dikatakan namun susah untuk dilakukan (^^). Namun janganlah sampai terjebak dalam pusarannya, sekecil apapun apa yang kita miliki dan kita lakukan haruslah yakin bahwa kita dapat mengeksekusinya dengan baik da optimis hasil yang dicapai pun merupakan pencapaian yang terbaik.“ Life is about Mindset”.

4.       Memperbanyak bacaan sebagai sumber informasi
Buku adalah gudangnya ilmu, begitulah pepatah menyebutkan betapa pentingnya membaca buku baik untuk bacaan semata atau untuk referensi dalam mengerjakan tugas kuliah. Dalam Al-Quran surat Al-Alaq 1-5”Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, Dia telah Menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Paling Pemurah,Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya”. Sangat jelaslah bahwa memperbanyak bacaan akan membuka wawasan kita. Alangkah baiknya selain membaca buku pengetahuan umum, kita juga memperbanyak bacaan Al-Qur’an karena Al-Quran adalah inti sari dari semua pengetahuan. Al-Quran memuat semua prinsip dari segala pengetahuan bukan hanya metafisis dan religius, melainkan juga sumber segala pengetahuan.

5.       Ikhtiar dalam keikhlasan
Ikhtiar adalah usaha seseorang dan  usaha yang benar adalah usaha yang sungguh-sungguh (jiddiyah). Usaha yang sungguh-sungguh ini ditandai dengan adanya pengorbanan (tadhiyyah) yang didasarkan hanya untuk Allah semata. Kesungguhan (jiddiyah) yang disertai pengorbanan (tadhiyyah) apabila dilakukan secara berkesinambungan atau terus-menerus (istimrariyah) maka buahnya adalah KERJA yang PROFESIONAL (itqanul amal). ”Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan maupun berat, dan berjihadlah kamu dengan harta dan dirimu di jalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui ”.(QS.At taubah:41). Sebagaimana mimpi kita yang besar, maka usaha yang kita lakukan haruslah lebih besar dan maksimal dari mimpi tersebut. Karena tanpa usaha mimpi yang di cita-citakan hanya akan menjadi mimpi-mimpi kosong bagaikan buih dilautan yang mudah ditiup angin dan menghilang tak bersisa walaupun hanya bayang-bayang.  Seperti kata Mario Teguh Salah satu pengkerdilan terkejam dalam hidup adalah membiarkan pikiran yang cemerlang menjadi budak bagi tubuh yang malas, yang mendahulukan istirahat sebelum lelah”.

6.       Berdoa dan Memohon restu kepada orang tua
Setelah kita ikhtiar atau berusaha maka pada ujungnya kita harus berdoa kepada Allah agar apa yang kita harapkan dapat dikabulkan olehNya. Selain itu do’a adalah senjata orang beriman (ad-du’a-u silahul mukmin). Sekeras apapun kita berusaha, namun tidak berdoa kepada Allah maka usaha itu akan sia-sia saja. Usaha yang kita lakukan tidak akan berbuah keberkahan dari Allah SWT. Seperti tertera dalam Al-Quran surat Ghafir: 60 "Dan Rabb kalian telah berfirman: “Berdo’alah kalian kepada-Ku, niscaya akan Aku kabulkan bagi kalian". Setelah kita berdoa kepada Allah maka selanjutkan kita harus berdoa dan memohon restu kepada kedua orang tua, karena ada Tiga macam doa yang pasti terkabulkan; doa orang tua untuk anaknya, doa orang musafir dan doa orang yang teraniaya". (Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah, Al-Albani). Untaian do'a dari kedua bibirnya, akan mengguncang langit. Akan mengubah takdir di Lauhil Mahfudz  Akan menutup celah-celah balak dan cobaan, membuka pintu-pintu rahmat Tuhan Yang Maha Tinggi.
Itulah kiat-kiat praktis yang dapat teman-teman aplikasikan di dalam perkuliahan. Ilmu adalah cahaya Allah, jika kita ingin mendapatkan cahaya Allah maka bersihkanlah hati kita, luruskanlah niat kita dalam menuntut ilmu hanya untuk mendapatkan keberkahan dari Allah SWT Insya Allah cahaya itu dapat teman-teman raih. Semoga artikel ini dapat bermanfaat untuk teman-teman serta Semoga Allah memudahkan segala urusan kita dan menjadikan kita sebagai hamba-hamba-Nya yang sholih dan sholihah. Amin

Surat dari Sang Maha Pencipta

Surat dari Sang Maha Pencipta
Oleh Akh Tian (Ketua Departemen Pengembangan Masyarakat KAMMI UPI 2011) 


       Saat kau bangun di pagi hari, AKU memandangmu dan berharap engkau akan berbicara padaKU, walaupun hanya sepatah kata meminta pendapatKU atau bersyukur kepadaKU atas sesuatu hal yang indah yang terjadi dalam hidupmu hari ini atau kemarin.

       Tetapi AKU melihat engkau begitu sibuk mempersiapkan diri untuk pergi bekerja. AKU kembali menanti saat engkau sedang bersiap, AKU tahu akan ada sedikit waktu bagimu untuk berhenti dab menyapaKU, tetapi engkau terlalu sibuk.

Disuatu tempat, engkau duduk disebuah kursi selama lima belas menit tanpa melakukan apapun. Kemudian AKU melihat engkau menggerakan kakimu. AKU berfikir engkau akan berbicara kepadaKU tetapi engkau berlari ke telephone, dan menghubungi seseorang teman untuk mendengarkan gosip terbaru. AKU melihatmu ketika engkau pergi bekerja dan AKU menanti dengan sabar sepanjang hari. Dengan semua kegiatanmu, AKU berfikir engkau terlalu sibuk mengucapkan sesuatu kepadaKU.

        Sebelum makan siang AKU melihatmu memandang ke sekeliling, mungkin engkau merasa malu untuk berbicara kepadaKU, itulah sebabnya mengapa engkau tidak menundukkan kepalamu. Engkau memandang tiga atau empat meja sekitarmu dan melihat beberapa temanmu berbicara dan menyebut namaKU dengan lembut sebelum mereka menyantap rizki yang AKU berikan, tetapi engkau tidak melakukannya. Yah, tidak apa-apa. Masih ada waktu yang tersisa dan aku berharap engkau akan berbicara kepadaKU, meskipun saat engkau pulang ke rumah kelihatannya seakan-akan banyak hal yang harus kau kerjakan. Setelah tugasmu selesai, engkau menyalakan TV. AKU tidak tahu apakah engkau suka menonton TV atau tidak. Hanya saja engkau selalu kesana dan menghabiskan banyak waktu setiap hari di depan TV, tanpa memikirkan apapun dan hanya menikmati acara yang ditampilkan. Kembali AKU menanti dengan sabar saat engkau menonton TV dan menikmati makananmu, tetapi kembali engkau tidak berbicara kepadaKU.

       Saat akan tidur, KUpikir kau merasa terlalu lelah. Setelah mengucapkan selamat malam kepada keluargamu, kau melompat ketempat tidurmu dan tertidur tanpa sepatahpun namaKU kau sebut. Tidak apa-apa, karena mungkin engkau tidak menyadari bahwa AKU selalu hadir untukmu. AKU telah bersabar lebih lama dari yang kau sadari. AKU bahkan ingin mengajarkan bagaimana bersabar terhadap orang lain. AKU sangat menyayangimu. Setiap hari AKU menantikan sepatah kata, do’a, pikiran atau ucapan syukur dari hatimu. Baiklah. Engkau bangun kembali dan kembali AKU menanti dengan penuh kasih bahwa hari ini kau akan memberikan sedikit waku untuk menyapaKU.

        Tapi yang AKU tunggu...ah, tak jua kau menyapaKU. Dari detik ke detik, dari menit ke menit, dari jam ke jam, hingga hari berganti lagi, kau masih mengacuhkan AKU. Tak ada sepatah kata, tak ada seucap do’a, dan tak ada rasa, tak ada harapan dan keinginan untuk bersujud kepadaKU.

Apakah salahKU padamu? Rizki yang AKU limpahkan, kesehatan yang AKU berikan, harta yang AKU relakan, makanan yang AKU hidangkan, anak-anak yang AKU rahmatkan, apakah hal itu tidak membuatmu ingat kepadaKU? Percayalah, AKU selalu mengasihimu, dan AKU tetap berharap suatu saat engkau akan menyapaKU, memohon perlindunganKU, dan bersujud menghadapKU.


Yang selalu menyertaimu setiap saat,

ALLAH SWT.

Wajah Duniamu Kini


Wajah Duniamu kini
Oleh Gia Juniar (Staf Departemen Kaderisasi KAMMI UPI 2011)

“Negara memprioritaskan anggaran  pendidikan sekurang-kurangnya 20% dari  anggaran pendapatan dan belanja negara serta dari anggaran pendapatan dan  belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional.” Bunyi ayat 4 pasal 31 UUD 1945 perubahan ke IV ini sudah cukup menjelaskan bahwa pemerintah bertanggung jawab atas pendanaan pendidikan. Sudah tentu sosialisasi ayat di atas telah dilakukan ke setiap kepala daerah. Maka sudah menjadi keharusan pula setiap kepala daerah menjalankan amanat konstitusi tersebut di daerahnya.
Jika aturan ini telah diterapkan dengan baik, seharusnya pendidikan Indonesia sudah jauh lebih maju dari kondisi saat ini. Tak ada alasan pendidikan Indonesia menjadi yang terburuk se-Asia seperti yang dilansir salah satu media massa, ‘Berdasarkan hasil survei Political and Economic Risk Consultancy (PERC) yang berpusat di Hongkong pada tahun 2001 saja menyebutkan bahwa sistem pendidikan di Indonesia terburuk di kawasan Asia, yaitu dari 12 negara yang disurvei, Korea Selatan dinilai memiliki sistem pendidikan terbaik, disusul Singapura, Jepang dan Taiwan, India, Cina, serta Malaysia. Indonesia menduduki urutan ke-12, setingkat di bawah Vietnam (www.kompas.com).’
 Ironis.
Mengapa ini bisa terjadi?
Faktanya adalah , ternyata belum semua daerah menerapkan amanat konstitusi di atas. Salah satu contohnya adalah Gorontalo. Anggaran pendidikan Gorontalo hanya mencapai 18,9 % dari APBD-nya pada 2011 ini. Daerah yang sudah menganggarkan 20% APBD untuk pendidikan pun tak sedikit yang ternyata belum sesuai dengan ketetapan konstitusi yang ada seperti yang tertuang dalam  UU Sistem Pendidikan Nasional Pasal 49 ayat 1 mengenai pengalokasian dana pendidikan, “Dana pendidikan selain gaji pendidik dan biaya pendidikan kedinasan dialokasikan minimal 20% dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara  (APBN) pada sektor pendidikan  dan  minimal  20%  dari  Anggaran  Pendapatan  dan  Belanja  Daerah (APBD).”. Nyatanya APBD sebesar 20% itu ternyata habis untuk belanja pegawai dan operasional dinas pendidikan. Semoga saja tak tambah terkikis oleh korupsi yang kita jua tahu  merajalela di dunia pendidikan tercinta ini.
Jika anggaran pendidikan sudah tepat sasaran, maka tak perlu ada fakta di lapangan yang menyatakan, ‘Sebanyak 460 pekerja rumah tangga anak (PRTA) merupakan anak putus sekolah. Data tersebut didapat dari survei yang dilakukan Lembaga Perlindungan Anak di Kecamatan Sukasari dan Margahayu.’(http://pasundanrayamilikku.blogspot.com). Juga tak perlu ada berita Warga Kampung Cinakeum, Desa Citorek Barat, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak, yang berjumlah puluhan kepala keluarga, seluruhnya buta huruf, karena di permukiman itu tidak ada sarana pendidikan.’ (http://Republika.co.id).
Head line di sebuah surat kabar online ibukota menambah miris wajah pendidikan Indonesia  346 Gedung Sekolah Rusak Parah Pelajar & Guru Wajib Helm’. Dunia pendidikan di Jakarta kian mengkhawatirkan. Tidak hanya karena kondisi ratusan gedung sekolah yang rawan roboh . Tetapi, ancaman banjir juga turut memperparah kondisi pendidikan di Jakarta. Berdasarkan catatan, sebanyak 132 sekolah berada di lokasi yang rawan banjir, termasuk sekolah favorit SMAN 8 Bukit Duri. Akibat lokasi tergenang air khususnya  saat musim hujan, membuat proses pelajar mengajar sering terganggu, bahkan terpaksa harus diliburkaan. Selain itu, genangan air juga mempercepat proses rusaknya bangunan gedung sekolah.( http://www.beritabatavia.com).
Jika amanat konstitusi sudah dilaksanakan dengan baik oleh pemerintah, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, maka tak perlu lagi kita mendangar berita-berita memprihatinkan dari dunia pendidikan ini.

Minggu, 08 Mei 2011

How Woman's Roles Today?

HOW WOMAN’S ROLES TODAY?
Oleh Salsabila


How woman’s roles today? Bagaimanakah peranan wanita hari ini? apa saja yang dilakukan oleh para perempuan masa kini? Hari ini telah banyak wanita yang berpendidikan dan memainkan peranan penting dalam berbagai bidang kehidupan, dalam bidang sosial,budaya,politik,hukum,dll. Luar biasa, dengan jumlah yang luar biasa perempuan pun memiliki peranan yang luar biasa.
Tanpanya, kehidupan tidak akan berjalan semestinya. Sebab ia adalah pencetak generasi baru. Sekiranya di muka bumi ini hanya dihuni oleh laki-laki, kehidupan mungkin sudah terhenti beriburibu abad yang lalu. Oleh sebab itu, wanita tidak bisa diremehkan dan diabaikan, karena dibalik semua keberhasilan dan kontinuitas kehidupan, karena adanya peranan wanita.
Pada zamannya kita mengenal istilah Emansipasi, sebetulnya apa itu itu Emansipasi? Emansipasi berasal dari bahasa latin "emancipatio" yang artinya pembebasan dari tangan kekuasaan. Di zaman Romawi dulu, membebaskan seorang anak yang belum dewasa dari kekuasaan orang tua,
sama halnya dengan mengangkat hak dan derajatnya. Adapun makna emansipasi wanita adalah perjuangan sejak abad ke-14M. dalam rangka memperoleh persamaan hak dan kebebasan seperti hakkaum laki-laki.
Lalu bagaimanakah Islam memandang emansipasi ini? Allah Swt telah berfirman bahwasanya kedudukan wanita dan laki-laki di mata Allah adalah sama yang membedakan adalah ketaqwaannya. Secara, Islam telah banyak memuliakan wanita, dimulai dari hal-hal terkecil, adab berpakaian hingga peranannya dalam berbagai bidang. Pada masa Nabi kaum hawa pernah menuntut agar diberi kesempatan melakukan jihad secara kelompok dan terorganisir sebagaimana mereka juga menuntut agar diberi pahala jihad yg sama dgn kaum lelaki. Salah seorang dari sahabat wanita atas nama segenap kaum wanita pada waktu itu mengadu kepada Rasulullah “Wahai Rasulullah aku adl delegasi segenap kaum muslimah kepadamu. Jihad telah diwajibkan oleh Allah atas kaum lelaki. Jika mereka menang mereka mendapatkan balasan pahala dan jika mereka terbunuh maka mereka tetap hidup di sisi Allah dan diberi rizki. Lalu apa bagian kami dari itu semua?” Nabi menjawab “Sampaikanlah kepada segenap kaum muslimah yg engkau temui bahwa keta’atan kepada suami dan memenuhi hak-haknya adl sama dgn itu . Tetapi sedikit sekali dari kalian yg melakukannya.” Disana terlihat bahwa fitrahnya wanita memiliki peranannya tersendiri sebagai penanggung jawab dalam urusan rumah tangga.
Lalu Bagaimana peranan kita sebagai mahasiswi? kita mendapat hak untuk belajar, sama dengan kaum pria. Tapi ada yang perlu diingat bahwa wanita memiliki batasan-batasan tertentu dan kita sebagai umat Islam perlu memperhatikan hal-hal tersebut. Jangan sampai kita sebagai wanita mudah diperalat dengan alasan emansipasi wanita. Dengan mudah mendapat pekerjaan dan mengatas-namakan emansipasi tapi ternyata tengah menodai kehormatan dan kedudukan para wanita. Semua itu intinya adalah untuk menyeret wanita jauh dari nilai-nilai ke-Islaman, menanggalkan busana muslimahnya, menjual kehormatannya. Yang terlihat seperti manis dan terasa indah akan tetapi hakikatnya adalah pahit dan menghancurkan. Dan kini sarana-sarana itu semakin banyak menjerumuskan kaum wanita. Tapi anehnya, mengapa masih banyak yang mengikuti jalur-jalur tersebut?
Lalu bagaiamana kita menanggapi emansipasi wanita yang seperti itu? Apakah teman-teman semua melihat fenomena tersebut? Tidak ada salahnya kita kembali mengintropeksi diri kita kembali, apakah kita ingi menjujung kehormatan kaum wanita yang mulia di sisi Allah Swt? Ataukah ‘kemuliaan’ sementara yang ada di dunia? Semua itu pilihan dan kita dituntut untuk memilih secara bijak. So, kita optimalkan peranan wanita saat ini, yang sesuai dengan syari’at dan tentunya baik untuk dunia dan akhirat. Woman’s today? Be the Best!!^_^

Peran Gerakan Mahasiswa dalam Kancah Lokal Perubahan

PERAN GERAKAN MAHASISWA DALAM KANCAH LOKAL PERUBAHAN
Oleh Yoga Yulianto -UPI Angkatan 2010-




Istilah “mahasiswa” merupakan sebuah kata yang sungguh amat sangat lazim didengar oleh telinga kita. Dalam konteks ke-Indonesiaan, mahasiswa dapat digolongkan ke dalam golongan masyarakat minoritas yang boleh dikatakan memiliki intelektualitas lebih bila dibandingkan dengan golongan masyarakat lainnya. Adalah mahasiswa, golongan masyarakat minoritas yang diharapkan akan membawa perubahan ke arah yang lebih baik bagi bangsa ini.
Mahasiswa mampu mengkritisi berbagai permasalahan sosial yang ada, memunculkan suatu ide cemerlang, dan pada akhirnya menjelma menjadi garda terdepan dari suatu perubahan. Semua itu dikemas kedalam suatu pergerakan mahasiswa.
Dewasa ini sering kita temui pepatah “think globally, but act locally”, pepatah itu selayaknya dapat menjadi suatu acuan didalam konteks pergerakan mahasiswa. Tak dapat dipungkiri, permasalahan sosial yang kini melanda Indonesia semakin kompleks dari hari ke harinya, tindakan konkrit berupa gerakan yang dilakukan oleh mahasiswa sudah menjadi suatu urgensi sebagai salah satu tawaran solusi.
“Think globally”, memiliki makna bahwa mahasiswa mampu berpikir global. Fisik dan mental, moral, serta intelektual mereka dipersiapkan untuk mampu memikirkan suatu konsep perubahan skala massif, konsep perubahan yang nantinya akan menjadi solusi alternatif untuk menjawab berbagai tantangan zaman.
“Act locally”, ketika pemikiran mereka sudah melangit untuk bersiap melakukan suatu perubahan besar, namun tindakan konkrit dan tindakan kekinian yang dilakukan adalah membumikan pergerakan yang dimulai dari bawah dan menyentuh kepada akar permasalahan secara langsung.
Sebagai contoh kasus, masalah kemiskinan, pengangguran dan kebodohan di Indonesia sudah bukan menjadi barang baru di negeri ini. Peran aktif mahasiswa dituntut untuk mampu menjawab semua permasalahan ini, karena selain peran akademis yang hanya menjadi salah satu dari tiga konsekuensi logis mahasiswa, maka ada peran lain yang harus dijalani oleh seorang mahasiswa, yaitu peran organisatoris dan peran sosial-politik.
Di dalam ruang lingkup kemahasiswaan, tak dapat dipungkiri antara satu individu dengan individu lainnya memiliki heterogenitas kepribadian. Latar belakang, minat, kemampuan, dan kebutuhan dari masing-masing mahasiswa tentunya memiliki  perbedaan dalam beberapa aspek tersebut. Ini semua bukan suatu hal yang salah, justru perbedaan yang muncul merupakan rahmat yang diberikan oleh Allah SWT, namun akan menjadi salah ketika mahasiswa bersifat apatis di dalam menyikapi berbagai permasalahan bangsa yang kian hari semakin kompleks.
Bagi rekan-rekan mahasiswa yang memiliki latar belakang dalam bidang musik misalkan, bagaimana bidang musik yang ditekuninya mampu menjawab permasalahan bangsa. Sebagai suatu tawaran solusi, mereka bisa membuat suatu konser amal, menyuarakan kritik mereka melalui musik, menghimpun para pengamen jalanan, dan membuat suatu aransemen musik yang menggugah semangat untuk senantiasa menjaga dan meningkatkan kapasitas kepribadian, baik dalam aspek moral, intelektual, kepekaan sosial, dan juga bagaimana musik yang diaransemen itu mampu untuk lebih mendekatkan diri kita kepada Allah SWT.
Ketika seluruh mahasiswa di negeri ini mau dan mampu menjalankan peran dan fungsinya sebagai seorang yang benar-benar mahasiswa, tentunya dengan cara dan bidang yang ditekuninya masing-masing, maka bukan suatu hal yang mustahil akan muncul perubahan ke arah yang lebih baik untuk negeri ini. Perubahan yang dimulai dari kancah lokal, namun Insya Allah pengaruh positif yang muncul tersebut akan mengglobal.

Masa Depan Ikhwanul Muslimin

Masa depan ikhwanul muslimin
Setelah 30 tahun Ikhwanul Muslimun di Mesir, termasuk juga di Jordania dan beberapa Negara Arab dan Afrika Lainnya terlibat politik praktis. Saatnya Ikhwanul Muslimin mengevaluasi secara total dan teliti maslahat dan mudharat yang didapatkan selama 30 tahun belakangan ini. 30 tahun bukanlah waktu yang sebentar. Sebagai perbandingan, di bawah kepemimpinan Hasan Al-Banna, 20 tahun cukup bagi Ikhwanul Muslimin untuk mengguncang dunia, sehingga sepak terjang mereka di Mesir dan dunia Arab lainnya wabil khusus di Palestina nyaris mengalahkan pasukan Yahudi yang terlatih dan dapat dukungan dunia internasional. Kalaulah tidak karena kospirasi dan pengkhianatan para pemimpin Arab saat itu, sangat besar peluang Ikhwanul Muslimin memenangkan jihad melawan Yahudi pada 1948 itu. 
Sebab itu, musuh Islam sepakat bahwa Hasan Al-banna dan beberapa tokoh Ikhwan lainnya harus dibunuh dan Ikhwanul Muslimin harus diberangus, baik SDM nya maupun asset dan kekayaannya. Maka pada 12 Februari 1949, Al-Banna pun dibunuh sehingga beliau meraih cita-citanya, yakni mati syahid di jalan Allah. Alangkah baiknya jika para petinggi Ikhwan saat ini membuka mata hati dan mata kepala mereka terhadap lembaran putih sejarah mereka, khususnya 20 tahun pertama berdirinya gerakan Ikhwanul Muslimin, agar tidak berkutat pada persoalan kekuasaan internal dan bisa keluar dari conflict interest jangka pendek yang sama sekali bukan ajaran Ikhwanul Muslimin. 
Agar evaluasi maslahat dan mudharat, serta kemajuan dan kemunduran dakwah itu adil dan objektif, maka selayaknya alat ukur dan standar yang dipakai dari pemikiran dan konsep dakwah yang dirumuskan oleh pendidrinya, yakni Hasan Al-Banna itu sendiri, bukan dari persoalan AD dan ART-nya, apalagi hanya karena hidden agenda para elitenya. Beberapa pertanyaan berikut mungkin dapat memberikan jawaban yang pasti dan jujur :
Sudah berapa banyak pribadi Muslim yang memiliki 10 karakter mulia terbentuk? 
Sudah berapa banyak keluarga Muslim yang mumpuni terbentuk? 
Sudah berapa banyak terjadi perbaikan dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat, khususnya pendidikan, kesehatan, ekonomi, budaya dan sebagainya? 
Sudah berapa pula dilakukan Islamisasi hukum dan peraturan dalam pemerintahan selama musyarokah? 
Sudah berapa banyak persoalan negeri terbebas dari pengaruh dan dominasi asing, khususnya ekonomi, politik, penididikan, hukum, keamanan, militer dan budaya? 
Sudah berapa kuat jalinan dan hubungan antara negeri-negeri Islam dalam merakit kembali kekuatan mengembalikan sistem Khilafah yang hilang sejak 1924? 
Sudah adakah secercah cahaya bahwa umat ini secara keseluruhan siap menjadi sokoguru dunia?
Kalau pertanyaan-pertanya an di atas dapat dijawab dengan positif dan dengan angka yang menggembirakan atau logis, mari kita puji Allah dan ucapkan selamat pada Ikhwanul Muslimin. Namun jika jawabannya negatif, para petinggi Ikhwanul Muslimin perlu segera mengevaluasi diri atas kekeliruan langkah dakwah yang diambil selama 30 tahun belakangan ini. 
Dengan demikian dapat dipahami bahwa para pemimpinnya sedang berada di jalan yang berbeda dengan apa yang digariskan dan dirumuskan Hasan Al-Banna rahimahullah. Saat itulah Allah bukan lagi jadi tujuan. Rasul bukan lagi jadi panutan. Qur’an bukan lagi jadi sumber hukum dan peraturan. Jihad bukan lagi jadi jalan dakwah dan izzatul Islam wal muslimin. Mati syahid bukan lagi jadi cita-cita yang tertinggi. 

Sebab itu tidak heran, jika kualitas Jamaah Ikhwan dan pencapaian perjuangan dakwahnya 30 tahun terakhir sangat jauh berbeda dari Ikhwanul Muslimin yang dipimpin Hasan Al-Banna selama 20 tahun pertama sampai Beliau syahid 1948. Semoga menjadi pelajaran bagi gerakan dakwah di negeri ini, khususnya bagi yang mengklaim menjadi penganut gerakan Ikhwanul Muslimin. Allahumma aamiin…

KAMMI dan Kerja Sosial

KAMMI dan Kerja Sosial
(Profil Desa Binaan)
            1,5 tahun sudah dijalani Departemen Pengembangan Masyarakat KAMMI UPI atau yang lebih akrab dipanggil Departemen Pengmasy KAMMI UPI mengabdikan “dirinya” di desa binaan yang dimiliki yang terletak di Kecamatan Parongpong, tepatnya di Kampung Mokla.
            Semuanya berawal ketika Bulan Ramadhan 1430 H, Departemen Pengmasy mengadakan acara Bakti Sosial di kampung tersebut. Dari “inisiasi pertama” itulah muncul hubungan yang mulai harmonis dengan masyarakat sekitar, karena tidak dapat dipungkiri bahwa masyarakat bukanlah “pemakan janji-janji palsu”. Mereka makhluk nyata, dan membutuhkan sebuah kontribusi nyata dari orang yang benar-benar peduli terhadap kehidupan mereka.
            Singkat cerita, pembinaan di Kampung Mokla mulai dilaksanakan. Pada tahun pertama, pembinaan difokuskan terhadap pengembangan pendidikan keislaman bagi anak-anak dan pemuda di lingkungan Kampung Mokla dan beberapa program pemberdayaan masyarakat lainnya. Namun, seiring berjalannya waktu, perlu adanya spesialisasi program yang bisa berdampak nyata, dan di tahun ke dua inilah munculah sebuah ide untuk mengembangkan sebuah pembelajaran tahfidz Al-Qur’an bagi anak-anak sekitar Kampung Mokla. Tak hanya itu, program beasiswa pun diberikan bagi peserta program tahfidz yang bisa memenuhi target yang disyaratkan jika ingin mendapatkan beasiswa tersebut. Bentuk beasiswa berupa pendidikan gratis di sebuah sekolah yang menerapkan sistem “Boarding School” dan pembelajarannya terintegrasi dengan tahfidz Al-Qur’an.
            Itulah sekelumit cerita tentang program desa binaan yang dijalankan oleh Departemen Pengembangan Masyarakat KAMMI UPI. Harapan dan cita-cita besar KAMMI adalah terciptanya generasi muda yang mencintai Al-Qur’an dan mengamalkannya...
Wallahu’alam bishshawab. . .

Seberapa Kaya Umar bin Khattab?

Selama ini, kita hanya mengetahui bahwa hanya ada dua sahabat Rasul yang benar-benar sangat kaya, yaitu Abdurrahman bin Auf dan Ustman bin Affan. Namun sebenarnya, sejarah juga sedikit banyak seperti “mengabaikan” kekayaan yang dipunyai oleh sahabat-sahabat yang lain.

Ingat perkataan Umar bin Khattab bahwa ia tak pernah bisa mengalahkan amal sholeh Abu Bakar? Itu artinya, siapapun tak bisa menandingi jumlah sedekah dan infaqnya Abu Bakar As-Shiddiq.

Lantas, bagaimana dengan kekayaan Umar bin Khattab sendiri? Khalifah setelah Abu Bakar itu dikenal sangat sederhana. Tidur siangnya beralaskan tikar dan batu bata di bawah pohon kurma, dan ia hampir tak pernah makan kenyang, menjaga perasaan rakyatnya. Padahal, Umar adalah seorang yang juga sangat kaya.

Ketika wafat, Umar bin Khattab meninggalkan ladang pertanian sebanyak 70.000 ladang, yang rata-rata harga ladangnya sebesar Rp 160 juta—perkiraan konversi ke dalam rupiah. Itu berarti, Umar meninggalkan warisan sebanyak Rp 11,2 Triliun. Setiap tahun, rata-rata ladang pertanian saat itu menghasilkan Rp 40 juta, berarti Umar mendapatkan penghasilan Rp 2,8 Triliun setiap tahun, atau 233 Miliar sebulan.

Umar ra memiliki 70.000 properti. Umar ra selalu menganjurkan kepada para pejabatnya untuk tidak menghabiskan gajinya untuk dikonsumsi. Melainkan disisakan untuk membeli properti. Agar uang mereka tidak habis hanya untuk dimakan.

Namun begitulah Umar. Ia tetap saja sangat berhati-hati. Harta kekayaannya pun ia pergunakan untuk kepentingan dakwah dan umat. Tak sedikit pun Umar menyombongkan diri dan mempergunakannya untuk sesuatu yang mewah dan berlebihan.

Menjelang akhir kepemimpinan Umar, Ustman bin Affan pernah mengatakan, “Sesungguhnya, sikapmu telah sangat memberatkan siapapun khalifah penggantimu kelak.” Subhanallah! Semoga kita bisa meneladani Umar bin Khattab.

Manusia dan Sejarah

Manusia dan Sejarah

Berapakah luas wilayah ruang dan waktu yang diberikan sejarah kepada setiap manusia, untuk dimaknai, dihidupkan, lalu diabadikan? Apakah manusia, dalam perhitungan sejarah, memaknai dirinya dengan waktu atau biaya? Sejarah, pada mulanya menggunakan deret waktu. Di sini, setiap manusia menjadi setetes air di laut sejarah. Setetes air itu bernama umur. Dan kumpulan tetes-tetes itu disebut sejarah. Kita semua sejarah, dan tak ada yang lepas dari padanya. Air itu selalu mengalir. Sejarah pun begitu. Ia adalah sebuah suasana mengalir yang tak pernah selesai. Ia hanya akan berhenti pada sebuah tempat yang kita sebut Padang Mahsyar. Tapi ke manakah sejarah mengalir? Dan mengapa selalu ada riak dan gelombang? Pernahkah anda menanyakan, siapakah tetes-tetes air yang menjadi riak itu? Riak-riak itu ialah tetes-tetes yang menyatu dalam laut. Dan gelombang ialah manusia-manusia sejarah. Tak semua air menjadi gelombang, sekalipun semuanya punya peluang yang sama menjadi gelombang. Lalu apakah yang membuat tetes-tetes air itu menjadi gelomb g? Jawabannya adalah angin!! Inilah yang menanamkan ‘kehendak’ pada tetes-tetes air itu untuk menjadi gelombang. Ketika ‘sentuhan’ angin itu menguat, gelora kehendak juga akan menciptakan gelombang yang dahsyat. Angin itu adalah iman. Iman, terserah ia diberikan kepada kebenaran atau kebathilan, adalah rahasia di balik semua keajaiban sejarah. Iblis-lah yang menanamkan iman kepada kebathilan dalam diri manusia, hingga ia berkehendak menciptakan dauatul bathil. Dan, rasul-rasul sepanjang sejarah, adalah utusan Allah yang bertugas menanamkan iman kepada kebenaran dalam diri manusia, hingga lahirlah daripadanya daulatul haq. Semua manusia besar yang pernah hadir dalam sejarah, kata Sayyid Quthb, selalu mempunyai kelebihan yang amat menonjol pada kekuatan jiwa. Rahasia ini pula yang kita tangkap dari strategi Rasulullah SAW. ketika beliau ingin melahirkan pemimpin-pemimpin baru bagi manusia. Apa yang paling menonjol pada sahabat-sahabat Rasulullah SAW bukan terutama kecerdasan, sekalipun itu ada, tapi adalah iman. Kata iman dalam pembahasan Al Qur’an, selalu membawa nuansa ‘gerak’ yang amat dalam. Iman adalah landasan abadi di atas mana akal melaju menaiki tangga menuju angkasa. Iman adalah rahasia darimana raga memperoleh kekuatan yang tidak diketahuinya. Kekuatan gerak pribadi bermula ketika iman merasuki jiwa, menggelorai hati, lalu bergemuruh dalam setiap sisi instrumen kepribadian kita. Bila keadaan yang sama merasuk ke dalam jiwa dan hati sebuah masyarakat secara kolektif, engkau niscaya akan menemukan gelombang yang dahsyat dalam sejarah.
Setiap kita, manusia, selalu akan memperoleh tempat dalam sejarah, bila kita mau membentangkan benang merah, yang menjalin gemuruh kehendak dalam jiwa dengan gemuruh gerak ombak dalam laut sejarah. Maka saat-saat ’pasang’ dalam sejarah Islam, kata Syekh Abul Hasan Ali Al-Hasani An-Nadwi, selalu bergerak sejajar dengan iman. Dan saat-saat ‘surut’, sebaliknya, selalu bergerak sejajar dengan kelemahan iman.Maka dari itu yang sanggup mengusung peradaban memakmurkan bumi ini menjadi lebih baik hanya ada di tangan para pemimpin yang tercerahkan oleh wahyu Tuhan. Kita teramanati sebagai “khalifah” oleh Allah Yang Maha Esa (QS; Al-Baqarah:30). Hakikatnya seorang khalifah bukan hanya seorang “pemimpin”tapi juga sebagai “arsitek” karena dalam hal ini dia juga teramanati untuk “merawat” dan “membangun peradaban”ardhun secara keumuman-keumuman “pembangun”. Dengan kata peradaban di belakangnya berati “pembangun peradaban”.Dan siapa arsitek peradaban itu? adalah kita, Ya kita, MANUSIA. Peradaban adalah hasil budaya manusia pada masa manusia tersebut hidup dan bermasyarakat (Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.). Dalam antropologi kebudayaan, manusia dijelaskan berdasarkan penggunaan bahasanya, organisasi mereka dalam masyarakat majemuk serta perkembangan teknologinya, dan terutama berdasarkan kemampuannya untuk membentuk kelompok dan lembaga untuk dukungan satu sama lain serta pertolongan. (Wikipedia Indonesia) Dalam konteks “arsitek pradaban” bisa dikatakan sadar tidak sadar dan langsung tidak langsung. Yang mana kedepannya sadar akan ‘bersinonim” dengan langsung dan tidak sadar akan “bersinonim dengan tidak langsung. Dan keduanya akan berantonim secara pasangan. Secara sadar atau langsung, dalam posisinya manusia sebagai “kholifah” yang teramanati untuk menjaga ardhun beserta isinya Secara tidak langsung atau tidak sadar, adalah fitrahnya sebagai mahluk sosial, dengan pernikahan misalnya.Karena dalam pernikahan sejatinya ada “peradaban” yang kita bangun disana. Bukan saja menyempurnakan agama dan “penyelamatan” diri atas “syahwat yang negatif”. Ala kuli hal, setiap dari kita adalah “arsitek peradaban”, dan itu tidaklah mudah memang. Membutuhkan kesabaran dan kejuhudan yang diringi dengan ketaqwaan kepada Illahi Rabbi.

Minggu, 01 Mei 2011

MANHAJ TUGAS BACA KAMMI

Aspek
Judul Buku
AB1
AB2
AB3
Aqidah
Aqidah Waathiyahbnu Taimiyah
Petunjuk JalanSayyid Qutb
Tauhid—Isma’il Razi al-Faruqi
Aqidah: Doktrin dan FilosofiAli Tanthowy
Generasi Masa Depan Generasi yang MenangYusuf Qaradhawy
Surga dan Neraka
Masa Depan di Tangan IslamSayyid Qutb

Huru Hara Hari KiamatIr. Sasongko


Umur Umat Islam, Hari Kiamat dan DajjalAmin Muhammad Jamaluddin


RohIbnu Qayyim al-Jauziyah

Ibadah
Tuntunan Shalat LengkapMoh. Rifa’i
Sifat Shalat NabiNasiruddin Al-Banni
Anda Bertanya Islam MenjawabM. Mutawalliy
Fiqh IslamSulaiman Rasyid
Fiqh SunnahSayyid Sabiq
Halal HaramYusuf Qaradhawy
Fiqh Nisa’Syaikh Kamil Muhammad

Fiqh KontemporerDr. Setiawan Budiutomo
Do’a-do’a MustajabAbd. Ahmad Muh. Naufal


Akhlak
Madarijus-SalikinIbnu Qayyim al-Jauziyah
Riyadlush-SholihinImam Nawawi
Minhajul MuslimMuhammad Abu Bakar
Bagaimana Berinteraksi dengan Al-Qur’anYusuf Qaradhawy

Perilaku Tarbiyah—
Lelaki Penghuni Surga
Hadits Arba’inImam Nawawy
Mereka Yang Telah Pergi—al-Mustasyar

Wanita Penghuni Surga
50 Wasiat Rasululah Bagi WanitaMajdi as-Sayyid Ibrahim
Don’t be Sad—Aidh bin Al-Qarniy
Sabar sebagai PerisaiIbnu Qayyim al-Jauziyah

Tujuh Golongan Yang Dinaungi Allah—Al-Husaini Mushthafa Ar-Ris


Al-Islam
Menuju Masyarakat MadaniDr. Hidayat Nur Wahid

Anatomi Masyarakat IslamYusuf Qaradhawy
Al-IslamSaid Hawa



Keadilan Sosial IslamSayyid Qutb
Hukum ZakatYusuf Qaradhawy
Manhaj
Komitmen Muslim terhadap Harkah IslamFathi Yakan
Risalah PergerakanHasan Al-Banna
Kebangkitan Islam—Fathi Yakan
Sirah Nabawiyah—Shafiyur-Rahman a-Mubarakfuri
Manhaj Haraki—Muhammad Munir al-Ghadban

Pilar-pilar Kebangkitan Islam/Meretas Jalan Kebangkitan Peta Pemikiran Hasan Al-BannaAbdul Hamid al-Ghazali

Membina Angkatan Mujahid—Said Hawa
Rakaizud-Da’wahDr. Al-Majdi

Karakteristik Politik Islam—Abu Ridha

Bagaimana Menyentuh HatiAbbas as-Siisiy
JundullahSaid Hawa
Negara dan Cita-cita Politik—Abu Ridha
Kepribadian Muslim—Irwan Prayitno
Fiqh Dakwah—Musthafa Masyhur
Fiqh Ikhtilaf—Yusuf Qaradhawy
Manusia dan Kekhilafahan—Abu Ridha
Kepribadian Da’iIrwan Prayitno
Gerakan Islam Modern—Mushthafa Muhammad Thahan

Pendidikan Politik Ikhwanul Muslimin—Utsman Abdul Mu’iz
Robohnya Dakwah di Tangan Da’i—Fathi Yakan
Saat Dakwah Memasuki Wilayah Politik—Abu Ridha

’Amal Siyasi—Abu Ridha
Perangkat-perangkat Tarbiyah Ikhwanul MusliminAli Abdul Halim Mahmud

Fiqh Prioritas—Yusuf Qaradhawy
Idarah Da’wahKH. Hilmi Aminuddin
Siyasatud-Da’wahKH. Hilmi Aminuddin

Da’wah FardiyahMuh. Nuh
Konsep Pemikiran Gerakan IkhwanMuh. Abdullah al-Khatib dan Muh. Abdul Halim Hamid

Menyelami Samudera 20 Prinsip Hasan al-BannaAbdullah bin Qasim al-Wasyli
Kepemimpinan
Seni Menghadapi PublikAkrim Ridha
Pelatihan Kepemimpinan Gerakan IslamHisyam Thalib
Kepemimpinan Berprinsip—Stephen R. Covey
Memoar Hasan al-Banna
Menjadi Pemimpin yang Efektif dan BerpengaruhJamal Madhi
Yang Tegar di Jalan DakwahCahyadi Takariawan

Cara Cerdas Mengambil KeputusanAkrim Ridha

Ketegasan dalam Sepekan—
Mencari Pahlawan IndonesiaAnis Matta
Sosial Politik

Pemikiran Kontemporer Politik Ikhwanul Muslimin—Prof. Dr. Taufiq Yusuf al-Wa’iy
Amandemen UUD 45
Zionisme: Gerakan Menaklukan DuniaZ.A. Maulani
Ilmu Politik IslamAbdul Rashid Moten
Anarki Kapitalisme—Andre Gorz
Fiqh Daulah/Pedoman Bernegara dalam Perspektif IslamYusuf Qaradhawy

Al-Ahkam as-SulthaniyahImam Mawardi
Teori Politik Islam—Dr. Dhauddin Rais
The Clash of CivilizationHuntington


The End of HistoryPrancis Fukuyama

Economic Hit Man
Wajah Peradaban BaratAdian Husaini

Hendak Kemana (Islam) Indonesia?Adian Husaini
Rekayasa Sosial dan Perencanaan Strategis

Rekayasa Sosial—Jalaluddin Rakhmat
Rekayasa Masa Depan Peradaban IslamZiauddin Sardar

Merubah Kebijakan Publik
Kembali ke Masa Depan IslamZiauddin Sardar
Pertumbuhan Harakah Islam—Hilmi Aminuddin

Pemikiran Islam

Islam LiberalAdian Husaini

Filsafat Pendidikan Islam Naquib Alattas—Wan Moh. Wan Daud
Islamisasi Pengetahuan—Isma’il Razi al-Faruqi
Revolusi Integralisme Islam – Armahedi Mahzar
Pengembangan Diri
Membentuk Karakter Cara IslamAnis Matta
Sebelum Anda Mengambil Keputusan Besar Itu—Anis Matta
Di Jalan Dakwah Aku Menikah—Cahyadi Takariawan
Model Manusia Muslim Pesona Abad 21Anis Matta

Menjadi Enterpreneur
10 Kebiasaan Manusia Sukses Tanpa Batas – DR. Ibrahim Hamd Al Qu’ayyid