Minggu, 22 Mei 2011

Menjadi aktivis sejati yang Berprestasi???? Siapa takut!!!!!

Menjadi aktivis sejati yang Berprestasi???? Siapa takut!!!!!
Oleh Adam Ginanzar (Sekertaris Umum KAMMI Komsat UPI 2011)

Seorang aktivis sangat erat kaitannya dengan sebuah organisasi, bahkan tidak jarang waktu yang ia miliki lebih banyak digunakan untuk memikirkan organisasi dibandingkan dengan akademis. Banyak aktivis yang lebih betah berlama-lama kuliah bahkan hampir di DO (Drop Out) dari kampus serta IPK nya Nasakom???? Wah serem amat y!!!!! Bagi teman-teman aktivis jangan merasa resah akan paradigma tersebut, karena idealnya seorang aktivis itu lebih pintar dalam berbicara, dalam sistem melobi serta jaringannya luas, akademiknya???so pasti wajib bin harus medapatkan IPK yang besar. Bagaimana menjadi aktivis sejati namun berprestasi????? Dibawah ini adalah kiat-kiat menjadi aktivis sejati yang berprestasi.

1.       Memiliki mimpi yang besar
Sebagai mana imam Hasan Al Banna berkata “ Mimpi kita hari ini, adalah kenyataan hari esok. Sebagaimana mimpi hari lalu adalah kenyataan hari ini. Tentu jika dan hanya jika, hari-hari antara kedua masa itu-kemarin dan hari ini- terisi dengan ikhtiar, doa dan tawakal untuk mengejar lesatan sang cita. Katakanlah itu, mimpi yang ditindaklanjuti” .
Mimpi atau cita-cita identik dengan sesuatu capaian yang sangat tinggi, dalam Al-Qur an kita menemukan sebuah pertanyaan tentang cita yang dengannya Allah ingin menyadarkan akan siapa kita dan siapa Dia. “ Atau apakah manusia akan mendapat segala apa yang dicita-citakannya? Maka hanya milik Allah-lah akhirat dan juga dunia.”(An Najm ayat 24-25).

2.        Memiliki rencana, strategi atau pemprograman yang jelas
Gagal merencanakan berarti merencanakan gagal, mungkin selama ini kita menikmati perkuliahan mengalir dengan nyamannya, meski sesekali karang keras membentur. Tetapi tak terpikirkah kita bahwa dengan memprogram atau membuat strategi dalam menaklukan perkuliahan akan lebih meningkatkan potensi diri dari terhanyut menjadi berenang, dari tenggelam menjadi menyelam dan dari terarus menjadi berlayar. Semua bermula dari misi, sean Covey dalam The 7 Habits memberikan contoh pernyataan misi yaitu RESPECT ( Religion, Education, Succeding, Productive, Exercise, Caring, Truthful).

3.       Meyakinkan Diri bahwa saya bisa memberikan yang terbaik untuk setiap hal yang saya miliki. 
Tak jarang banyak orang yang menutupi kemampuannya karena rasa ketidak percayaan akan dirinya serta tidak percaya akan pertolongan Allah itu ada, sehingga tidak pernah yakin akan apa yang dilakukannya dan kegagalan selalu dinomor satukan dalam pemikirannyannya. Jika itu yang terjadi, maka sudah dapat dipastikan bahwa jurang kegagalan selalu menyertai orang tersebut. Sugesti atau meyakinkan diri kita memang merupakan hal yang gampang-gampang susah, maksudnya gampang dikatakan namun susah untuk dilakukan (^^). Namun janganlah sampai terjebak dalam pusarannya, sekecil apapun apa yang kita miliki dan kita lakukan haruslah yakin bahwa kita dapat mengeksekusinya dengan baik da optimis hasil yang dicapai pun merupakan pencapaian yang terbaik.“ Life is about Mindset”.

4.       Memperbanyak bacaan sebagai sumber informasi
Buku adalah gudangnya ilmu, begitulah pepatah menyebutkan betapa pentingnya membaca buku baik untuk bacaan semata atau untuk referensi dalam mengerjakan tugas kuliah. Dalam Al-Quran surat Al-Alaq 1-5”Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, Dia telah Menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Paling Pemurah,Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya”. Sangat jelaslah bahwa memperbanyak bacaan akan membuka wawasan kita. Alangkah baiknya selain membaca buku pengetahuan umum, kita juga memperbanyak bacaan Al-Qur’an karena Al-Quran adalah inti sari dari semua pengetahuan. Al-Quran memuat semua prinsip dari segala pengetahuan bukan hanya metafisis dan religius, melainkan juga sumber segala pengetahuan.

5.       Ikhtiar dalam keikhlasan
Ikhtiar adalah usaha seseorang dan  usaha yang benar adalah usaha yang sungguh-sungguh (jiddiyah). Usaha yang sungguh-sungguh ini ditandai dengan adanya pengorbanan (tadhiyyah) yang didasarkan hanya untuk Allah semata. Kesungguhan (jiddiyah) yang disertai pengorbanan (tadhiyyah) apabila dilakukan secara berkesinambungan atau terus-menerus (istimrariyah) maka buahnya adalah KERJA yang PROFESIONAL (itqanul amal). ”Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan maupun berat, dan berjihadlah kamu dengan harta dan dirimu di jalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui ”.(QS.At taubah:41). Sebagaimana mimpi kita yang besar, maka usaha yang kita lakukan haruslah lebih besar dan maksimal dari mimpi tersebut. Karena tanpa usaha mimpi yang di cita-citakan hanya akan menjadi mimpi-mimpi kosong bagaikan buih dilautan yang mudah ditiup angin dan menghilang tak bersisa walaupun hanya bayang-bayang.  Seperti kata Mario Teguh Salah satu pengkerdilan terkejam dalam hidup adalah membiarkan pikiran yang cemerlang menjadi budak bagi tubuh yang malas, yang mendahulukan istirahat sebelum lelah”.

6.       Berdoa dan Memohon restu kepada orang tua
Setelah kita ikhtiar atau berusaha maka pada ujungnya kita harus berdoa kepada Allah agar apa yang kita harapkan dapat dikabulkan olehNya. Selain itu do’a adalah senjata orang beriman (ad-du’a-u silahul mukmin). Sekeras apapun kita berusaha, namun tidak berdoa kepada Allah maka usaha itu akan sia-sia saja. Usaha yang kita lakukan tidak akan berbuah keberkahan dari Allah SWT. Seperti tertera dalam Al-Quran surat Ghafir: 60 "Dan Rabb kalian telah berfirman: “Berdo’alah kalian kepada-Ku, niscaya akan Aku kabulkan bagi kalian". Setelah kita berdoa kepada Allah maka selanjutkan kita harus berdoa dan memohon restu kepada kedua orang tua, karena ada Tiga macam doa yang pasti terkabulkan; doa orang tua untuk anaknya, doa orang musafir dan doa orang yang teraniaya". (Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah, Al-Albani). Untaian do'a dari kedua bibirnya, akan mengguncang langit. Akan mengubah takdir di Lauhil Mahfudz  Akan menutup celah-celah balak dan cobaan, membuka pintu-pintu rahmat Tuhan Yang Maha Tinggi.
Itulah kiat-kiat praktis yang dapat teman-teman aplikasikan di dalam perkuliahan. Ilmu adalah cahaya Allah, jika kita ingin mendapatkan cahaya Allah maka bersihkanlah hati kita, luruskanlah niat kita dalam menuntut ilmu hanya untuk mendapatkan keberkahan dari Allah SWT Insya Allah cahaya itu dapat teman-teman raih. Semoga artikel ini dapat bermanfaat untuk teman-teman serta Semoga Allah memudahkan segala urusan kita dan menjadikan kita sebagai hamba-hamba-Nya yang sholih dan sholihah. Amin

0 komentar:

Posting Komentar