Minggu, 08 Mei 2011

Peran Gerakan Mahasiswa dalam Kancah Lokal Perubahan

PERAN GERAKAN MAHASISWA DALAM KANCAH LOKAL PERUBAHAN
Oleh Yoga Yulianto -UPI Angkatan 2010-




Istilah “mahasiswa” merupakan sebuah kata yang sungguh amat sangat lazim didengar oleh telinga kita. Dalam konteks ke-Indonesiaan, mahasiswa dapat digolongkan ke dalam golongan masyarakat minoritas yang boleh dikatakan memiliki intelektualitas lebih bila dibandingkan dengan golongan masyarakat lainnya. Adalah mahasiswa, golongan masyarakat minoritas yang diharapkan akan membawa perubahan ke arah yang lebih baik bagi bangsa ini.
Mahasiswa mampu mengkritisi berbagai permasalahan sosial yang ada, memunculkan suatu ide cemerlang, dan pada akhirnya menjelma menjadi garda terdepan dari suatu perubahan. Semua itu dikemas kedalam suatu pergerakan mahasiswa.
Dewasa ini sering kita temui pepatah “think globally, but act locally”, pepatah itu selayaknya dapat menjadi suatu acuan didalam konteks pergerakan mahasiswa. Tak dapat dipungkiri, permasalahan sosial yang kini melanda Indonesia semakin kompleks dari hari ke harinya, tindakan konkrit berupa gerakan yang dilakukan oleh mahasiswa sudah menjadi suatu urgensi sebagai salah satu tawaran solusi.
“Think globally”, memiliki makna bahwa mahasiswa mampu berpikir global. Fisik dan mental, moral, serta intelektual mereka dipersiapkan untuk mampu memikirkan suatu konsep perubahan skala massif, konsep perubahan yang nantinya akan menjadi solusi alternatif untuk menjawab berbagai tantangan zaman.
“Act locally”, ketika pemikiran mereka sudah melangit untuk bersiap melakukan suatu perubahan besar, namun tindakan konkrit dan tindakan kekinian yang dilakukan adalah membumikan pergerakan yang dimulai dari bawah dan menyentuh kepada akar permasalahan secara langsung.
Sebagai contoh kasus, masalah kemiskinan, pengangguran dan kebodohan di Indonesia sudah bukan menjadi barang baru di negeri ini. Peran aktif mahasiswa dituntut untuk mampu menjawab semua permasalahan ini, karena selain peran akademis yang hanya menjadi salah satu dari tiga konsekuensi logis mahasiswa, maka ada peran lain yang harus dijalani oleh seorang mahasiswa, yaitu peran organisatoris dan peran sosial-politik.
Di dalam ruang lingkup kemahasiswaan, tak dapat dipungkiri antara satu individu dengan individu lainnya memiliki heterogenitas kepribadian. Latar belakang, minat, kemampuan, dan kebutuhan dari masing-masing mahasiswa tentunya memiliki  perbedaan dalam beberapa aspek tersebut. Ini semua bukan suatu hal yang salah, justru perbedaan yang muncul merupakan rahmat yang diberikan oleh Allah SWT, namun akan menjadi salah ketika mahasiswa bersifat apatis di dalam menyikapi berbagai permasalahan bangsa yang kian hari semakin kompleks.
Bagi rekan-rekan mahasiswa yang memiliki latar belakang dalam bidang musik misalkan, bagaimana bidang musik yang ditekuninya mampu menjawab permasalahan bangsa. Sebagai suatu tawaran solusi, mereka bisa membuat suatu konser amal, menyuarakan kritik mereka melalui musik, menghimpun para pengamen jalanan, dan membuat suatu aransemen musik yang menggugah semangat untuk senantiasa menjaga dan meningkatkan kapasitas kepribadian, baik dalam aspek moral, intelektual, kepekaan sosial, dan juga bagaimana musik yang diaransemen itu mampu untuk lebih mendekatkan diri kita kepada Allah SWT.
Ketika seluruh mahasiswa di negeri ini mau dan mampu menjalankan peran dan fungsinya sebagai seorang yang benar-benar mahasiswa, tentunya dengan cara dan bidang yang ditekuninya masing-masing, maka bukan suatu hal yang mustahil akan muncul perubahan ke arah yang lebih baik untuk negeri ini. Perubahan yang dimulai dari kancah lokal, namun Insya Allah pengaruh positif yang muncul tersebut akan mengglobal.

0 komentar:

Posting Komentar