Kenali Kartini Sampai Tuntas!

Kartini adalah perempuan yang terlahir dari kalangan priyayi Jawa pada tanggal 21 April 1879. Ia putri dari Bupati Jepara Raden Mas Sosroningrat dari istri pertamanya, namun bukan yang utama. Artinya ketika menikah dengan ibunda Kartini yakni M.A. Ngasirah ia masih menjabat sebagai seorang wedana di Mayong. Seiring berjalannya waktu R.M. Sosroningrat diangkat menjadi Bupati, namun peraturan kolonial ......

Mengapa Aku Mencintai KAMMI

“Orang bijak berkata... bahwa mencintai itu tak butuh alasan.” Jumat, 24 Juni 2011. Semua barang sudah disiapkan. Dicek untuk terakhir kalinya, kemudian melaju ke kampus Unisba. Daurah Marhalah I. Saat itu, diri ini memang belum mengerti kegiatan seperti apa dan untuk apa DM I itu. Di perjalanan, terlintas peristiwa beberapa tahun silam ketika seorang teman mengajak untuk masuk KAMMI....

KAMMI, PENDIDIKAN UNTUK PERADABAN

Indonesia, mendengar kata itu terngiang di benak seorang pemuda akan perjuangan dan pengorbanan para pejuang tangguh. Kini saatnya seorang pemuda ambil alih,...

HIBRIDISASI PENDIDIKAN SEBAGAI KATALISATOR PENINGKATAN KUALITAS PENDIDIKAN INDONESIA MASA DEPAN

Memasuki abad ke-21 ini, pendidikan nasional Indonesia menghadapi tantangan yang berat yaitu tantangan globalisasi, otonomi daerah dan desentralisasi pendidikan untuk mengembangkan pendidikan...

Menuju DM 1 KAMMI UPI yang Ideal

“Membentuk kader yang mujahadah dalam beraktualisasi dan beramal dengan intelektualitas yang tinggi menuju generasi Robbani”, Itu yang menjadi fokus kerja Tim Kaderisasi KAMMI UPI kedepan.

Rabu, 13 November 2013

[SINERGITAS STRUKTURAL DAN KULTURAL ~Sesion sharing-bacaan ringan, kaidah penulisan acak]

Terlalu condong pada gerakan struktural itu membuat pergerakan menjadi kaku. Ketahuilah bahwa posisi struktur hanya sebagai strategi. Individu adalah bagian dari strategi. Dimanapun strategi menempatkan kita, kita ikut. Itu artinya kepemimpinan bukanlah karir tapi pengabdian. Beda antara posisi dengan pengaruh. Karena posisi menakwilkan benda pada tempatnya, yang memang selayaknya melakukan kerja-kerja sesuai posisinya, jadi jangan heran ketika para 'pejabat struktural' yg menempati misalnya kadept atau kadiv itu dituntut 'lebih banyak muncul kepermukaan' dg segenap kerja yang kelihatannya lebih ekstra oleh orang lain dibandingkan bawahannya atau staf. Realitanya para staf hanya sebagai eksekutor belaka. Seorang pemimpin itu memiliki satu perkara sulit. Yang dengan ketercapaiannya sungguh akan memudahkan segala yang lain. Maka capailah dahulu yang satu ini.."Kecintaan Anggotanya"

Maka disini kita harus belajar memaklumi dlm rangka ranah kerja struktural. Kita tdk bisa dengan lantas menyimpulkan staf tdk pernah bekerja atas dasar subjektif, karena mungkin bukan ranahnya untuk show-up, muncul kepermukaan. Adalah tugas yang diatas untuk selalu memotivasi, memantau progress struktur sampai kedalam-dalamnya. Dan adalah tugas yang dibawah untuk mendukung yg diatas, kita saling menyokong. Bergerak secara struktural mengharuskan adanya transformasi dan inovasi strategi untuk menciptakan pergerakan dinamis. 

Berbeda dengan gerakan kultural yang lebih fleksibel, karena ia merupakan wujud dari kebutuhan gerakan itu sendiri akan nutrisi penajaman fikrah gerakan, tidak harus secara tegas memposisikan individu. Sehingga menjadi seorang berpengaruh akan semakin besar dalam gerakan ini. Itulah kenapa posisi beda dengan pengaruh. Karena pengaruh bisa mewujud dari kedekatan personal, kecermatan pikiran, dan kebutuhan fikrah, kesamaan tujuan, mimpi, harapan dan cita-cita. Sampai sekarang pasti ada orang atau sesuatu karya yang mempengaruhi kita atau berpengaruh untuk kita, sadar atau tidak sadar, pengaruh itu akan dibawa kedalam alam bawah sadar dan menjadi pola pikir yang selanjutnya menjadi tindakan. Dan tindakan inilah sebagai produk gerakan kultural. Contoh pertanyaannya, bisakah kita tetap rapat atau diskusi walaupun tidak terikat struktural ? Kultural akan menjawab bisa. Karena Kultural identik dg tradisi keilmuan. Tradisi membaca, menulis, dan berdiskusi. Tiga Tradisi keilmuan islam yang akan menggemilangkan kembali peradaban islam. 

Sayang kalau sumber daya hanya dijadikan pekerja saja atau eksekutor, karena mereka juga punya hak tumbuh dan berkembang. Karena itu tuntutan akal manusia untuk senantiasa berpikir. Tugas kita adalah menstimulasinya untuk berkembang, mengapingnya menata anak tangga, sambil kita juga menambah kapasitas diri. Individu sebagai strategi harus mampu memertanggungjawabkan kehadirannya dengan menambah kapasitas, karena tonggak kepemiminan ini tidak akan diwariskan pada manusia yang tidak berkapasitas dan lemah, kalaupun ada maka kehancuran, kemunduran akan segera hinggap. Kalau setiap kita tidak memaksa diri untuk berlari, dunia ini akan berputar lebih lambat.

Hanya sinergitas struktural dan kultural akan menjadi sebuah energi yang saling melengkapi. Ketiadaan diantaranya menjadikan ketimpangan sebuah gerakan. Karena hampa jika sebuah visi tanpa kultur yang mengakar, karena akan hanya jd boneka jika struktur hanya sekedar posisi. Di samping posisi, ada pengaruh yg lebih berarti.Terus berpengaruh sahabatSungguh bagi seorang du'at,Istirahatnya hanya ketika kedua telapak kaki telah menapak di "tempat yg mulia".Selamat melukis kembali di berkas kanvas tak berbatas.

Senin, 11 November 2013

Keperluan Peserta DM 1 Kammi UPI


KAMMI kata Mereka:
(persyaratan DM)

“Indonesia serupa firdaus yang terlau lama menangis di kepekatan sumur, KAMMI adalah kumpulan mahasiswa yang bertekad mencerah ceriakan kembali firdaus itu” (Fajar Abdullah Azzam, Wakil presiden BEM REMA UPI)
"KAMMI selalu di hati, memberikan warna hidup yang luar biasa dalam sejarah hidup saya, memberikan pelajaran keikhlasan dan idealita yang takkan terlupa. Saya harap ke depan KAMMI dapat menyatukan idealita, realita dan keilmuan dengan dilandasi keislaman yang kuat. Menyatukan ketiga poin ini adalah mutlak diperlukan untuk gerakan KAMMI masa depan".
(Taufik, S.Pd., Ketua Umum KAMMI Daerah Kalteng periode 2010-2012, mahasiswa Ketahanan Nasional Sekolah Pascasarjana UGM)

KAMMI adalah semangat baru dalam ummat ini, always bergerak menegakkan keadilan dan menumbangkan kedzhaliman. Harapan saya agar KAMMI tetap terus semangat bergerak dan selalu berkarya buat negeri tercinta.
(Sugianto, SP., Ketua KAMMI Daerah Kalteng periode 2002–2004, Ketua Komisi I DPRD Kota Palangka Raya)

Selamat kepada Anda yang telah diterima di Perguruan Tinggi yang Insya Allah akan membawa perubahan yang sangat besar bagi Anda, dan kita semua terutama kepada bangsa dan negara. Belajarlah dengan sepenuh hati dengan rasa ikhlas dan sabar. Untuk bisa mendapat ilmu tidak hanya bisa diperoleh dalam bangku kuliah saja. Tetapi, saya mengajak Anda semua untuk bisa di organisasi salah satunya. Mahasiswa dan organisasi ibarat dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan. Antara akademik dan organisasi. Sehingga, organisasi adalah karantina bagi mahasiswa. Saya menawarkan untuk seluruh mahasiswa, muslim terutama untuk bergabung dalam Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI). Dan Saya dibesarkan di KAMMI dari awal saya berada di kampus. Saya betul0betul merasakan manfaat yg sangat besar. Keberadaan kita di organisasi menjadi sarana, selain menuntut ilmu bahwa kita akan mengaplikasikan ilmu yang ada di kampus dalam kehidupan di organisasi untuk ditrensferkan untuk pembangunan masyarakat terutama bangsa Indonesia.
_Irfan Ahmad Fauzi, Ketua Umum KAMMI WILAYAH JAWA BARAT_

Keperluan peserta for DM1 Pk Kammi Upi

1. Pakaian ganti (formal) untuk 3 hari
2. Sepatu atau sendal gunung
3. Jaket tebal
4. Alat mandi (sabun, sikat gigi, handuk,dll) dan Alat shalat (mukena/sarung, al-ma’tsurat, mushaf)
5. Buku bacaan
6. Obat-obatan pribadi
7. Syal
8. Makanan ringan
9. Bekal makanan berat untuk makan malam pertama
10. Mie 2buah
11. Telor 2buah
12. Beras 2 cangkir
13. Kacang ijo 2013
14. Gula merah 2
Untuk informasi selanjutnya akan segera dikabarkan. CP : 085721809468

Formulir Pendaftaran DM 1 2013


DAURAH MRHALAH 1
KESATUAN AKSI MAHASISWA MUSLIM INDONESIA (KAMMI)
KOMISARIAT UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

Klik tulisan dibawah ini untuk mengunduh formulir
Download formulir pendaftaran DM 1 Kammi Komsat UPI
jika tidak bisa diunduh melalui link di atas, gunakanlah link dibawah ini
Download Formulir Pendaftaran DM 1 disini

“Kami akan mengisahkan kepadamu berita tentang mereka (Ashabul kahfi) dengan sebenarnya. Sesungguhnya mereka adalah para pemuda yang beriman kepada Rabb mereka, dan kami tambahkan bagi mereka petunjuk” (QS Al-Kahfi : 13)

SELURUH ASET UMMAT INI TELAH HABIS KECUALI PEMUDA,
DAN DALAM SETIAP KEBANGKITAN PEMUDA ADALAH RAHASIANYA.
(Hasan Al-Banna)

Pemuda sebagai agent of change mempunyai peran yang cukup strategis dalam menunjang keberhasilan dakwah. Kerinduan akan lahirnya generasi muda yang sentiasa mengusung nilai-nilai Islam sudah membuncah lama di benak masyarakat saat ini.
Perjuangan dakwah yang panjang dan melelahkan akan terasa ringan manakala diusung oleh jumlah kader dakwah yang banyak. Oleh karenanya sangat perlu dilakukan akselarasi dalam dakwah agar manuver pergerakan yang dilakukan dapat ditempuh dalam waktu yang signifikan.

kepada siapa lagi kita berharap atas stagnasi kebangkitan Indonesia sekarang ini? kecuali kepada para pemuda.
Menjelang kemerdekaan pemuda telah melakukan dobrakannya 'memaksa' Soekarno untuk segera memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia. pemuda pada tahun 1996 juga memecahkan kebuntuan yang terjadi, melakukan aksi demontrasi dan menyampaikan Tri tuntutan rakyat (Tritura), dan berakhir pada turunnya Soekarno. dan lagi-lagi pemuda dan mahasiswalah yang aksi turun ke jalan untuk mengakhiri penyalahgunaan kekuasaan oleh Soeharto. itu cukup menjadi bukti bahwa kiprah Pemuda membawa perubahan bagi bangsa, Bangkitlah Pemuda!! (Sahrul Mulia, ketua PD Kammi Bandung)

Dengan itu PK KAMMI UPI mempersembahkan DAURAH MARHALAH 1 sebagai wadah untuk menggali potensi dan upgrad diri menuju pemuda yang cerdas, berakhlaqul karimah, dan berjiwa pemimpin.
dengan tema "Bersama KAMMI Membangun Negeri"
Waktu kegiatan Dauroh Marhalah I ini akan dilaksanakan pada:
Hari : Jumat-Minggu
Tanggal : 15-17 November 2013
Tempat : Ma’had Baiturrahman, Bandung.


”Sesungguhnya Allah tiada merubah keadaan suatu kaum, sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri. Dan bila Allah hendak (mendatangkan bahaya kepada suatu kaum, tiadalah dapat ditolak dan mereka mempunyai pelindung selain dari Allah.” (QS Ar-Rad’du : 11)

Silahkan untuk mengunduh formulir di bawah ini, setelah diisi bisa di kirim ke inbox FB "Pk Kammi Upi"
Jzkllh.

Jumat, 12 Juli 2013

Kajian Departemen Kastra "Mengupas Pengkhianatan Demokrasi Mesir"

Departemen Kajian dan Strategi Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia Komisariat Universitas Pendidikan Indonesia (KAMMI UPI) menyelenggarakan acara kajian yang bertemakan “Mengupas Pengkhianatan Demokrasi Mesir” (12/7). Kajian yang bertempat di Mesjid Al Furqan UPI ini bertujuan untuk membuka wawasan kader KAMMI dan mahasiswa secara umum untuk mempunyai sikap dalam menanggapi masalah yang sedang hangat dibicarakan saat ini di seluruh dunia. Kajian ini dihadiri oleh 43 peserta dengan ikhwan berjumlah 15 orang dan akhwat 28 orang.


Dalam kajian ini dijelaskan sejarah pemerintahan Mesir, profile Ikhwanul Muslimin, profile Mursi dan profile tokoh-tokoh yang terlibat dalam penggulingan Husni Mubarak dan kudeta Mesir yang tengah terjadi beberapa pekan terakhir ini. Risma Aditiana (Tokoh KAMMI) sebagai pemateri dalam kajian menjelaskan bahwa pada momen turunnya Mubarak, Tantawi (Penyelenggara Pemilu) seorang dewan militer yang sangat berpengaruh di Mesir menyatakan akan menghormati perjanjian yang telah dibuat oleh pihak luar, perjanjian ini bernama Camp David yang telah dibuat jauh sebelum turunnya Mubarak. Perjanjian ini merupakan perjanjian perdamaian dengan Israel yang dilakukan oleh presiden mesir sebelumnya yaitu Anwar Sadat. Mursi merupakan presiden muslim pertama di Mesir yang dipilih secara demokratis dan merupakan anggota dari Ikhwanul Muslimin yang dalam pidatonya menyerukan untuk memakai ideologi islam. Hal ini menjadi ancaman bagi Israel tentunya dan terjadilah serangkaian aksi kudeta untuk menurunkan Mursi oleh pendukung perjanjian tersebut.

Achmad Faqihuddin selaku Ketua Umum PK KAMMI UPI 2013 berpendapat “Mesir menjadi Negara yang menjadi sorotan saat ini, dalam 2 tahun terakhir ada peristiwa heroik di Mesir pertama menggulingkan Mubarak dan kedua kudeta Mesir menurunkan Mursi. Tentu dua kejadian tersebut sangatlah berbeda, Revolusi mesir terjadi akibat kediktatoran rezim yang berkuasa selama 30 tahun. Sedangkan kudeta terjadi karena permasalahan yang sepele, yang perlu kita tanyakan adalah mengapa rakyat Mesir lebih tahan dibawah kediktatoran Mubarak dibandingkan dengan pemerintahan yang diangkat secara demokratis yaitu Mursi. Bila kita lihat, kuantitas rakyat yang mendemo Mursi jumlahnya lebih sedikit bila dibandingkan dengan jumlah rakyat yang mendukung Mursi. Apakah ini bertanda bahwa kudeta yang terjadi hanya diinginkan oleh sebagian kecil rakyat Mesir?. Sebelum lebih jauh, kita katakan pegulatan di Mesir adalah pegulatan ideologis antara islam dan sekuler. Kita harus sadari bahwa kudeta terhadap Mursi merupakan sebuah penodaan terhadap demokrasi, karena Mursi adalah pemimpin Mesir yang diangkat secara demokratis pula.”

Kajian yang berlangsung selama 120 menit itu berjalan dengan baik dan memberikan banyak pengetahuan dan pandangan untuk para peserta dalam menyikapi permasalahan yang terjadi saat ini di Mesir.


"Dari kejadian di mesir kita bisa memetik pelajaran, bahwa perbedaan ideologi yang mendasari semua konflik dimanapun termasuk dimesir sekarang, adanya penolakan penerimaan ideologi hakiki yang dibawa oleh aturan Allah. Maka strategi kedepan yang bisa kita maksimalkan dan optimalkan yaitu dengan merekrut kader-kader baru, dengan perekrutan ini kita bisa menanamkan imun dari suatu pemahaman yang akan menentang islam, dengan banyaknya kader maka dari pribadi-pribadi itu kita bisa menyebarkan imun-imun ke masyarakat luas baik secara langsung, maupun tidak langsung, cepat atau lambat, sehingga bisa mengakar kuat dimasyarakat luas dan membuat ideologi islam menjadi mayoritas sehingga kita memiliki kekuatan yang sangat besar untuk mengubah Indonesia bahkan dunia sekalipun dengan tekanan lawan, dan itu tidak akan ada artinya karena kita memiliki power yang sangat kuat.
KAMMI Want You for Change The World." Ujar Al Maun selaku Ketua Departemen Kastra PK KAMMI UPI 2013.(Maya.K)

editor: Maya.K

Selasa, 09 Juli 2013

Jelang Ramadhan, KAMMI UPI gelar Wisata Ruhiyyah

sumber: inet
Bandung- Hari jum’at,tepat empat hari menjelang Ramadhan kemarin Pengurus  Komisariat Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI)  Universitas Pendidikan Indonesia  (UPI) adakan tarhib khas ala PK KAMMI UPI yang kami sebut dengan Wisata Ruhiyyah. Sebetulnya esensi dari wisata ruhiyyah ini adalah MK Tematik yang seringkali dilaksanakan satu bulan sekali oleh Departemen Kaderisasi, namun karena ada momentum yang tepat menjelang Ramadahan maka kami kemas secara berbeda.

Wisata ruhiyyah ini kami isi dengan jaulah ke salah satu Mesjid besar di Bandung Barat tepatnya di daerah Padalarang yaitu mesjid Al-Irsyad, salah satu mesjid yang menginspirasi di Bandung. Disana kita gelar kajian bersama dengan menghadirkan Ketua Umum KAMMI Wilayah Jabar yang baru saja terpilih yaitu kang Irfan Ahmad Fauzi S,pd.

Beliau memaparkan banyak hal dalam kajiannya, selain hidangan mantap tentang karakter seorang Muslim yang harus BAKU (Baik dan Kuat), beliau juga banyak menceritakan tentang pengalaman dahsyatnya di KAMMI, sejak beliau di Komisariat hingga akhirnya sekarang di KAMMI Wilayah. Tentulah semuanya butuh perjuangan, dan hanya bermodalkan Iman dan Ukhuwah yang membuat beliau bisa bertahan.

“Dengan adanya wisata ruhiyyah ini diharapkan kader bisa lebih siap siaga dalam menyambut bulan yang dirindukan, kembali mengokohkan ukhuwah sesama pengurus, kembali mengenali KAMMI, dan semakin dekat dengan bumi ALLAH dimanapun berada” ujar kadep kaderisasi KAMMI UPI.(Lia)


editor: Maya.K


Senin, 08 Juli 2013

Indonesia Memanggil

Karya : Fajar Romadhon 
(Staf Departemen Pengabdian dan Pengembangan Masyarakat PK KAMMI UPI 2013)


            68 tahun refleksi kemerdekaan Indonesia. Indonesia berada dalam keterpurukan dan suasana pekat yang mencekam. Berbagai problematika bangsa ini yang tak kunjung usai dan semakin bertambah banyak, hanya akan menjadi bumbu yang akan menjatuhkan Indonesia pada jurang kehinaan. Negeri ini menangis, merindukan kembali Indonesia yang indah dan elok. Jiwa-jiwa yang berserakan itu belum sadar kalau negeri ini sedang membutuhkan uluran tangannya. Memang benar adanya kalau Anis Matta pernah mengatakan Indonesia ini tidak akan berdiri hanya dengan darah satu orang, hanya dengan keringat satu orang, hanya dengan air mata satu orang, hanya dengan ide satu orang. Oleh karena itu Indonesia masa depan tidak membutuhkan satu orang presiden, tapi membutuhkan sebuah tim impian.

            Hampir setiap hari di Indonesia ada pemberitaan tentang kasus kriminalitas, pembunuhan, pemerkosaan, tawuran, free sex, korupsi dan sebagainya. Belum lagi kekayaan alam bangsa ini, yang sebagian besarnya dikuasai oleh korporasi-korporasi asing. Negeri ini memang kaya, namun masih bisa dibodohi. Indonesia ini butuh tangan-tangan kreatif untuk menyulap dan mengoptimalkan kekayaan Indonesia menjadi hal yang produktif dan bermanfaat.

            Sederet masalah-masalah tadi, semuanya itu adalah imbas dari kurangnya pendidikan yang diberikan kepada masyarakat Indonesia. Sehingga masyarakat mengalami degradasi moral di berbagai aspek kehidupan. Degradasi moral menjadi masalah serius yang harus diselesaikan oleh bangsa ini. Menjadi solusi yang tepat atas degradasi moral ini, adalah dengan benahi sistem pendidikan di Indonesia. Pemerataan pendidikan harus ada di Negeri ini. Sehingga setiap strata masyarakat dapat mengenyam pendidikan dengan mudah. Pendidikan bukan hanya menjadikan seseorang cerdas intelektualnya lebih dari pada itu pendidikan harus bisa menjadikan pribadi seseorang yang berkarakter dan beradab.

            Sungguh miris ketika melihat kondisi pemuda Indonesia sekarang. Seakan-akan gelora kepemudaannya hilang tersapu oleh arus zaman. Seakan-akan ada kabut yang menutupi, sehingga pemuda lupa akan sejarah dan peranan gemilangnya. Pemuda adalah pewaris peradaban dan pemimpin masa depan. Masa depan bangsa ini ditentukan oleh para pemudanya. Hasan Al-Banna pernah berkata,

 "di setiap kebangkitan, pemudalah pilarnya, di setiap pemikiran, pemudalah pengibar panji-panjinya".

Dalam sejarahnya banyak para pemuda yang andil dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia ini. Pemuda sekarang harus mengetahui sejarah gemilangnya, dan kembali memulai untuk berkarya demi mengharumkan bangsanya. Ada sebuah buku dengan judul menagih kiprah pemuda, judul ini nampak menuntut sebuah eksistensi, meminta sebuah relisasi dan menginginkan pembuktian peran pemuda. Peran pemuda sebagai agent of change, iron stock dan social control harus bisa terinternalisasi dalam jiwa pemuda untuk direalisasikan. Pemuda harus bangkit dari keterpurukan, tidak lagi menutup mata atas masalah-masalah yang ada di Indonesia ini. Maka yang harus dilakukan pemuda adalah bersatu, bergerak dan berkarya untuk tuntaskan perubahan di Indonesia. Ada sebuah ungkapan yang mengatakan, 

“jangan kau tanyakan apa yang akan Indonesia berikan padamu, tapi tanyalah apa yang akan kau berikan untuk Indonesia”

Jiwa-jiwa yang berserakan itu adalah para pemuda, maka bersatulah. Tangan-tangan kreatif itu adalah para pemuda, maka berkaryalah. Tunas-tunas bangsa itu adalah para pemuda, maka pimpinlah Indonesia dengan baik. Kini Indonesia memanggil dan menagih kiprahmu wahai pemuda.
           
Mengapa harus pemuda? Karena dibalik rahasia kebangkitan, kuncinya adalah para pemuda. Dan yang dapat menyelesaikan problematika ini adalah para pemuda. Pemuda memiliki empat kekuatan yang tidak dimiliki  siapapun keculai oleh para pemuda itu sendiri. 

Pertama idealisme, pemuda dalam mengaplikasikan ide-idenya senantiasa didrive oleh nilai-nilai moral yang bersumber dari agama atau kultur masyarakatnya. Bukan keuntungan dan jabatan yang dicari, namun terealisasinya ide-ide itulah yang menjadi harapannya. 

Kedua intelektual, masa muda senantiasa ditandai dengan gaya berfikir yang argumentatif-ilmiah dan mengukur segala sesuatunya dengan logis-empiris. 

Ketiga sikap kritis dan kepekaan sosial, pemuda tidak hanya menonjolkan ranah pemikirannya, tapi pemikiran yang benar itu terejawantahkan dalam kepekaan terhadap sosialnya. Dan akan ada sikap perlawanan dari para pemuda, jika ada siapapun yang akan menghalangi pergerakan pemuda dalam merealisasikan cita-citanya. 

Keempat keberanian, dalam merealisasikan ide-idenya pemuda memiliki keberanian dalam menanggung setiap risiko yang akan dihadapinya. Dan pada titik inilah terakumulasi antara keberanian, kecerdasan dan kebenaran. 

Bangkitlah wahai pemuda, harapan itu masih ada. Buatlah Indonesia kembali tersenyum bahagia. Merdeka pemuda Indonesia. 
Wallahu’alam
 




                                                                                              


                                                                                           editor:
Maya Kusdiantini

Persiapan Ramadhan Demi Kesempurnaan Ramadhan

Karya: Al Maun (Ketua Departemen Kajian dan Strategi PK KAMMI UPI 2013)

sumber: internet


Ramadhan sebentar lagi, hanya dengan hitungan jam kita akan segera melaksanakan bulan yang penuh keberkahan, dimana segala amal dan ibadah kita akan dibalas dengan berlipat-lipat pahala, maka dengan itu kita harus bergembira akan kedatangan rajanya bulan.

“Dan jika mereka mau berangkat, tentulah mereka menyiapkan persiapan untuk keberangkatan itu, tetapi Allah tidak menyukai keberangkatan mereka, maka Allah melemahkan keinginan mereka. dan dikatakan kepada mereka: “Tinggallah kamu bersama orang-orang yang tinggal itu.” (At Taubah 46).

Sangat jelas Firman Allah diatas bahwa Allah sangat menyukai segala sesuatu yang dilakukan dengan persiapan, dan Allah tidak suka segala sesuatu tanpa persiapan dan bahkan Allah akan mengancam melemahkan apa yang akan dilakukan tanpa persiapan. Mari menyambut dengan penuh cinta yang menandakan kesiapan kita akan perintah Allah dan tidak memandang remeh akan perintah Nya.

Banyak pekerjaan yang bisa kita lakukan untuk menyambut kedatangan ramadhan kali ini seperti baktisosial, rihlah, sosialisai dan kegiatan lainya yang bersifat mengajak masyarakat untuk menyemarakkan bulan Ramadhan untuk menuai amal besar-besaran, dengan begitu ramadhan kali ini akan terasa lebih harmonis karena semangat, amalan dan niatan kita akan saling menguatkan demi kesempurnaan ibadah di rajanya para bulan.

Ramadhan adalah bulan dimana kita akan memanen amalan kita, dan bulan-bulan sebelum ramadhan adalah bulan dimana kita menanam amalan kita, memupuk amalan kita dan memelihara amalan kita akan kesempurnaan buah ramadhan yang akan kita petik sebentar lagi.


editor:
Maya Kusdiantini

Selasa, 04 Juni 2013

Perjalanan Dakwah

Oleh: Al Maun (Kader KAMMI UPI)
Umat...umat...umat, itulah hal terakhir yang rasull pikirkan dikala ajal menjemput beliau. Semesta berkabung atas kehilangan sang pembawa cahaya di gelapnya dunia, penunjuk jalan dikala buntukan akan dunia. Dan apa yang ditakutkan beliau pada umat ini benar terjadi umat ini terombang ambing bagai buih dilautan, tak tau arah yang meski diambil kedepan, belakang, samping terlihat sama, biru kelabu sejauh memandang. Apalagi setelah runtuhnya khilafah terkhir diturki, semakin tak punya arah, menimbulkan perpecahan diantara saudara ini.

Apakah kita akan berdiam diri melihat hancurnya umat ini? Ironis, seperti memakan daging sendiri sambil berdiri, dan mereka tertawakan yang dilakukan kita yang merupakan suatu hiburan yang mereka inginkan. Namun kita jangan pernah menyerah untuk mencari cahaya Nya. Berjihad dijalan Allah adalah harga mati, jalan untuk melawan kebingungan umat ini, keimanan dan ukhuwah adalah yang akan selalu menguatkan kita, Jalan dakwah ini tak pernah mulus dan lurus. Terpaan dan hadangan ada didepan kita, tikaman dibelakang kita, dan sikutan disamping kita.

Jalan dakwah ini adalah pembuktian, pembuktian akan indibath kita akan Aqidah kita, melaksanakan tuntutan dari dua kalimat syahadat yang selalu kita lantunkan dishalat kita setiap hari, dan indibath akan jamaah dan umat. Di jalan dakwah ini bukan ajang eksistensi, siapa saya dan akan menjadi apa saya, tapi substansi dan kontribusi apa yang akan diberikan kita pada umat ini. Berikan apa yang melekat pada tubuh ini, keluarkan isi kepala ini, peras darah kalian sampai tak ada tetesan, demi terwujudnya peradaban islami dan generasi rabbani.

Indahnya dunia ini yang membuat kegelisahan dan kebingungan pada diri ini, yang lama berbelok dan tersesat jauh dan membawa kembali pada jalan-Nya. Semoga ana bisa seperti Umar, menjadi
manusia yang seperti tambang, yang terbaik diantara mereka dalam massa jahiliyah adalah juga terbaik dalam massa islam...” ,dan seperti Al Fatih yang anak manja menjelma menjadi seorang pemuda yang luar biasa. Masa muda adalah masa dimana kita bisa memaksimalkan apa yang dilakukannya. Masa yang akan dipertanyakan disana, diisi dengan apa masa ini, kebathilan kah? Atau kebaikan? Itu bukan suatu pilihan tapi tanggung jawab pembuktian akan keimanan kita. Sungguh egois jika seseorang sibuk akan beribadah kepada Allah, namun masih banyak kerusakan disekelilignya, maka tuli dan butalah dia, hitam dan keras hatinya yang tidak memperdulikan kerusakan ini.

Dan mulai saat ini marilah rapatkan shaf shalat kita, demi kuatnya ukhuwah ini, perkuat barisan ini dengan keimanan. Pegang erat kawan disamping kita, pandang tajam pada musuh kita.

Allahu Akbar...
Allahu Akbar...
Allahu Akbar,

semoga dakwah kita selalu dalam lindungan dan keridhoan dari Sang Maha Penjaga.







edited by Humas KAMMI UPI

Senin, 03 Juni 2013

Sepercik cahaya di DM1


oleh: Ajeng Widi (Kader KAMMI UPI)

Perubahan, kata itu yang aku inginkan sebelum mata ini tidak lagi dapat melihat dunia dan sebelum jiwa ini tidak dapat berkutik ketika kedua malaikat di alam kubur mempertanyakan tentang amalan ku. Tentunya perubahan menjadi orang yang lebih baik lagi. Tapi aku tau, tidak mudah untuk mencapai sebuah perubahan. Teman ku pernah mengibaratkan bahwa perubahan itu seperti proses pembentukan Kristal, karena pada prosesnya filtrat yang kita dapat tidak langsung menjadi kristal,  tapi butuh beberapa hari agar menghasilkan Kristal yang kuat dan tidak rapuh. Begitu pun perubahan, tidak instan, karena membutuhkan waktu yang lama untuk bisa menghasilkan suatu perubahan yang maksimal.
Aku termenung, memikirkan betapa banyak dosa yang telah aku perbuat. Betapa kotornya diri ini karena dosa-dosa tersebut. Aku tak tau harus berbuat apalagi sehingga aku bisa mengurangi dosa dalam diri ku ini. Aku butuh teman yang bisa membawa ku untuk mencapai sebuah perubahan. Aku butuh lingkungan yang seperti mereka, mereka yang ku anggap lebih mengerti tentang agama. Yaa.. karena aku merasa pengetahuan ku tentang islam belum seberapa.
KAMMI… Sebelumnya aku pernah mendangar nama itu. Tapi yang aku tau hanya sebatas bahwa KAMMI itu merupakan sebuah organisasi keislaman yang ada di kampusku. Dulu aku tak berminat sedikitpun untuk bergabung di organisasi ini, karena ketakutanku akan organisasi-organisasi yang bersifat radikal. Padahal tidak semua organisasi keislaman seperti itu. Suatu saat, seorang teman yang lebih mengerti agama mengajakku untuk bergabung di organisasi KAMMI ini. Dia menjelaskan bahwa KAMMI ini tidak seperti organisasi-orgainsasi islam yang lain, dan kmu akan mendapatkan lingkungan yang kamu harapkan disini. Dari situ aku mulai mempertimbangkan untuk mengikuti DM1.
Awalnya semangatku untuk mengikuti DM1 sangat menggebu-gebu, namun syeitan yang tak pernah berhenti menggoda diri ini membuat semangatku perlahan-lahan luntur, karena ketika ada informasi DM1 ITB, aku merasa belum siap. Tapi berkat dorongan dari teman-teman yang mengajakku bergabung di KAMMI, semangat ku mulai tumbuh kembali, dan akhirnya aku mengikuti DM1 UPI.
DM1 ini berlangsung selama 3 hari 2 malam, tepatnya di pesantren Baitturahman – Parongpong. Banyak ilmu yang aku dapat selama kegiatan. Tidak ada sedikitpun kegiatan yang tidak bermanfaat, karena disini kita diharuskan mengisi waktu luang dengan membaca Al-Quran, dan kita di haruskan untuk melaksanakan shalat sunat seperti rawatib, duha dan tahajud yang sebelumnya jarang aku laksanakan. Bekal pertama yang diberikan adalah dasar keimanan kita yaitu konsep syahadatain, dimana syahadat merupakan pintu gerbang untuk masuk islam dan merupakan pondasi agama islam. Kita selaku orang islam tidak diharuskan untuk mengucapkan dua kalimat syahadat jika ingin berubah, karena pada dasarnya dua kalimat syahadat ini telah ada dalam hati kita.  
Selain itu, materi – materi lain yang di sajikan dari awal kegiatan sampai akhir sangat memberikan pencerahan kepadaku bahwa ternyata kita selaku pemuda sudah seharusnya bergerak dan melakukan suatu perubahan karena peran pemuda adalah sebagai agent of change dan pada dasar nya manusia itu diciptakan tidak hanya untuk memikirkan diri sendiri tapi juga orang lain. Jika aku ingin melakukan suatu perubahan, lakukan lah perubahan untuk diriku dan juga orang lain. Jihad dengan cara berdakwah merupakan suatu cara agar dapat mencapai suatu perubahan, karena masalah yang ada saat ini adalah kekurang pahaman orang-orang terhadap agama yang benar yang diridhoi oleh Allah SWT, yaitu agama islam, bahkan orang islamnya sendiri belum semua memahami tentang keislaman.  Maka dengan dakwah, ilmu yang telah kita dapat bisa kita bagikan kepada orang lain. Selain ilmu, teman-teman baru yang luar biasa telah aku dapatkan di DM 1 ini. Mereka datang dari beberapa universitas dan daerah yang berbeda-beda. Kebersamaan semakin terasa ketika kita melakukan kegiatan bersama-sama, mulai dari sholat berjamaah, mendengarkan meteri bersama, meskipun ada yang ngatuk, tidur bersama sesame akhwat dan makan bersama. Dan semua itu semakin terasa sampai hari ketiga.
Simulasi dakwah yang menegangkan sekaligus mengharukan memberikan pengalaman baru dan juga pembelajaran kepada ku bahwa ternyata jihad itu tidak mudah. Banyak rintangan yang harus kita hadapi dan pengorbanan yang besar untuk berjihad di jalan Allah SWT. Sampai-sampai air mata ini tak dapat aku bendung ketika aku harus mengatakan siap jika harus mengorbankan kedua orang tua ku. Tapi itulah jihad, jika keimanan yang mendasari jihad kita, apapun pengorbanannya pasti kita ikhlas. Dan selain iman, sebuah ukhwah islamiyah juga lah yang mendasri jihad, karena dengan ukhwah islamiyah kita dapat bersatu untuk melakukan jihad di jalan Allah SWT, dan perubahan ke arah lebih baik akan kita dapatkan.
Harapan aku setelah mengikuti DM1 ini adalah, mudah-mudahan aku bisa istiqomah menjadi bagian dari KAMMI dan bisa melakukan perubahan untuk diri ku dan orang lain. Aamiin….n_n

Rabu, 15 Mei 2013

Faktor eX. Dakwah KAMMI UPI


Oleh: Graha Egi (Kader KAMMI UPI)

"Jika dakwah adalah cinta, maka KAMMI mencintai antum semua karena Allah."
- Egi Nugraha

Dalam manhaj kaderisasinya, sebuah organisasi kemasyarakatan yang benama Kesatuan Aksi Mahasia Muslim Indonesia yang selanjutnya disingkat dengan nama KAMMI, menasbihkan diri sebagai organisasi kader (Harakatu tajnid) dan pergerakan (Harakatu ‘amal). Semua bentuk aktivitas atau kegiatannya dilaksanakan dengan semangat integralistik untuk mengupayakan lahirnya kader – kader berkualitas yang mampu mewujudkan tujuan organisasi.
Sebagai organisasi kader, KAMMI mendidik dan membentuk invidu dalam organisasinya dengan sangat sistematis dan terencana. Membentuk mereka sebagai orang-orang yang hatinya selalu tertaut dengan dakwah dan amal jama’i (organisasi). Menjadikan mereka orang-orang yang siap memberikan segala kemampuannya untuk berjuang bersama dakwah, dalam upaya menegakkan kalimat tauhid di Indonesia. Setiap kader, menjadi bagian tidak terpisahkan dari proyek perbaikan bangsa dan negara Indonesia, rela menjadi pengawalnya yang setia dan siap siaga dalam melawan kebathilan. Yang ada dalam benak mereka hanyalah nasib rakyat (umat), menjadi prioritas dalam setiap pikiran dan relung hati mereka yang paling dalam.
sebagai organisasi pergerakan (harakatul 'amal), menjadikan kerja sebagai prioritas dalam menunjukkan bukti nyata dari kata-kata yang mereka ucapkan. Dengan bekerja mereka memulai dengan karya yang dapat di persembahkan untuk rakyat dan bangsa ini.
KAMMI komisariat Universitas Pendidikan Indonesia (KAMMI Komsat UPI), merupakan bagian tidak terpisahkan dari struktur organisasi dakwah tauhid kemahasiswaan terbesar di Indonesia. Organisasi yang memiliki semangat integralistik (bersifat menyeluruh) dalam aktivitas dakwah yang mereka jalani. Menjadikan dakwah sebagai napas perjuangan dan amal-amal yang mereka lakukan dalam kehidupan berorganisasi di kampus. Namun, dalam praktiknya, KAMMI komsat UPI tidak memperlihatkan kekuatan dan kerja dakwah yang sebenarnya mampu mereka lakukan, kadernya seakan tidur terlelap dalam gelapnya masa depan organisasi dan kontrol sosial terhadap kebijakan-kebijakan yang diambil oleh kampus. KAMMI komsat UPI seakan-akan membonsai amal-amal yang mereka kerjakan dalam sebuah tempat kecil yang bertuliskan ‘ekstra kampus’.
Dalam kapasitas saya sebagai kader, saya melihat ada beberapa faktor yang menjadikan KAMMI komsat UPI kehilangan taji dan semangatnya sebagai organisasi kader dan pergerakan di kampus ini, faktor-faktor tersebut yaitu:
1.    Logika Ekstra Kampus
KAMMI komsat UPI terjebak dalam frame sebagai organisasi ekstra yang ada di kampus UPI, pikiran pengurus dan kader selalu dihantui oleh bayang-bayang semu sanksi yang akan mereka terima jika organisasi ini melakukan amal-amal kebaikan di kampus. Karena mereka merasa sebagai ‘mahasiswa asing’ yang tidak berhak mengurusi dan turut campur dalam mengawasi kebijakan kampus serta menebar kebaikan di dalamnya.
Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) memang kampus negeri, tapi bukan menjadi alasan bagi organisasi ini menjadi kerdil dan ciut nyali ketika menyuarakan keadilan dan proyek-proyek kebaikan di kampus ini dan menerima begitu saja ketika diperlakukan sebagai ‘mahasiswa asing’ di dalam kampusnya sendiri. Meskipun KAMMI menyatakan dirinya sebagai organisasi masyarakat, tetapi KAMMI memiliki segmentasi yang jelas siapa yang harus berada di dalamnya, yaitu mahasiswa. Dan kita bukan ‘mahasiswa asing’ ataupun organisasi asing di kampus, tapi kita adalah orang-orang yang sangat bersemangat dalam melakukan dakwah tauhid dan menebarkan kebaikan di kampus serta melakukan kontrol sosial dalam mengawasi kebijakan-kebijakan kampus dalam organisasi yang bernama KAMMI komsat UPI.

Organisasi dakwah tauhid dan pergerakan kita, yaitu apa yang kita percaya dan menimbulkan keyakinan dalam diri-pribadi akan memberikan manfaat bagi orang lain, berdasarkan pandangan diri sendiri bukan pandangan orang lain yang menjadikan kita terasing. Jangan jadikan diri kita sebagai ‘mahasiwa asing’ dalam kampus kita sendiri, karena terpasung oleh pikiran kita sendiri.

  2.    Excuse (dalih pembenaran)
“Saya ingin jadi presiden mahasiswa!”
“Saya ingin jadi menteri!”
“Saya ingin jadi ketua himpunan!”
“Saya ingin bermanfaat bagi orang lain!”
Sebagai pengurus dan kader KAMMI komsat UPI kita terlalu sering mencari-cari alasan atas kegagalan kita dalam menancapkan pengaruhnyanya kepada organisasi kemahasiswaan lain dan menjadikan kader-kadernya sebagai pemegang posisi strategis di kampus, seperti jabatan Presiden mahasiswa, Menteri dan Ketua HMJ.
Alasan-alasan yang sering kita kemukakan menjadikan kita dalam situasi kegagalan abadi ‘looserful’ dan enggan berusaha untuk bangkit dan mencapai sebuah kondisi yang berhasil (mission complete). Posisi strategis di kampus menjadikan dakwah tauhid dan proyek-proyek perbaikan yang kita emban menjadi lebih mudah untuk dilaksanakan, hal inilah yang seharusnya menjadi kekuatan dan dasar semangat kita dalam menyusun strategi dan upaya untuk menempati posisi-posisi tersebut.
KAMMI komsat UPI memiliki kapasitas dan sumber daya yang memadai untuk menjadi organisasi kemahasiswaan yang memiliki pengaruh yang besar di kampus. asal menyingkirkan jauh-jauh kata “excuse” dalam benak dan diri kader-kadernya.
“Realistis saja, jangan muluk-muluk, ambil saja yang ada!”
“Sudahlah, mimpi jangan tinggi-tinggi, nanti kalau jatuh sakit!”
“Bersyukurlah dengan keadaan KAMMI sekarang, walau lamban, masih lebih baik daripada tidak bergerak sama sekali!”

“EXCUSE” membuat kita menyerah dengan mudah, membuat kita merasa sah untuk menyerah, membuat kita merasa terhormat ketika terhina, membuat kita merasa wajar untuk gagal.

  3. Eksklusif
Ketidakmampuan dan ketidakmauan KAMMI komsat UPI dalam bermusyarokah dengan organisasi pergerakan mahasiswa yang lain menjadikan kita tepisah dari arus besar organisasi yang ada di kampus. Hal  ini menjadikan proyek-proyek perbaikan dan gagasan pergerakan kita kurang terasa di kampus.

Sikap dan kepedulian kader terhadap kehidupan berorganisasi di kampus, menjadi salah satu faktor yang menjadikan KAMMI terisolasi. Misi dakwah tauhid dan perbaikan yang kita emban menjadi absurd dan semakin menjauh dari cita-cita dan tujuan organisasi.
Merasa nyaman dengan apa yang kita peroleh seolah menjadi dalih pembenaran atas kegagalan kita menjadi pemersatu gerakan-gerakan yang ada dikampus dalam upaya menghimpun kekuatan yang berserakan dimana-mana dalam melakukan kontrol sosial terhadap kebijakan-kebijakan kampus. Eksklusifitas kita, menjadikan kita semakin jauh dari kata ‘persaudaraan gerakan’ yang menjadi kekuatan penekan yang sangat ampuh untuk melakukan kontrol sosial terhadap kebijakan penguasa kampus dalam upaya menciptakan keadilan di kampus UPI tercinta.

  4.    Eksekusi
Sudah habis teori di Gudang!”, Begitulah yang dikatakan oleh Mahfud M.D. Kalau kita mau jujur terhadap diri kita sendiri, sudah banyak solusi-solusi yang kita tawarkan untuk menyelesaikan pemasalahan-permasalahan yang terjadi baik itu di kampus maupun di masyarakat. Namun hasilnya nol besar karena tidak ada orang-orang yang mau dan mampu untuk menjalankan solusi-solusi tersebut.
Strategi dan kebijakan yang dikeluarkan oleh organisasi hanya menjadi pemanis syuro-syuro yang kita lakukan. Pemikiran-pemikiran cerdas yang dikeluarkan menjadi kata-kata tanpa makna dan berakhir dalam catatan-catatan notulensi rapat yang telah dilaksanakan dengan tulisan ‘khatimah (penutup)’. Seakan-akan amal kita hanya sampai meluangkan waktu dan pemikiran kita di ruang-ruang rapat dan tempat diskusi dan dikahiri dengan kalimat kata ‘selesai’. Menghilangkan kewajiban kita untuk menjadi pelaksananya yang paling utama, pengwalnya yang paling setia dan pengawasnya yang paling bijaksana.
“Kita akan tahu dan bisa mengevaluasi amal-amal yang kita kerjakan, ketika kita melaksanakan dan menjadi pelaku utama dari setiap keputusan-keputusan yang kita ambil dari syuro-syuro yang telah kita kerjakan.”
Kesesuaian antara kata dan perbuatan menjadi sesuatu yang sakral dan pantang untuk kita ingkari. Karena intergritas diri-pribadi dan organisasi menjadi bukti akan ideologi yang kita miliki.
KAMMI komsat UPI merupakan bagian tak terpisahkan dari arus besar gerakan dakwah tauhid dan perbaikan masyarakat, yang menjadi misi luhur para kader-kadernya. Menjadi pengusungnya yang utama dan prajuritnya yang paling setia.
Dalam gerakannya di kampus, KAMMI komsat UPI harus memiliki keberanian untuk memperlihatkan identitasnya sebagai organisasi kemahasiswaan yang memiliki hak dan kewajiban yang sama dalam kontrol sosial terhadap kebijakan kampus. Menjadi diri-pribadinya sendiri, bukan apa yang dikatakan oleh orang lain terhadap organisasi ini (ekstra kampus).
“NO EXCUSE” dalam menghadapi kegagalan-kegagalan yang terjadi dalam perjalanan dakwah dan organisasinya. Dan meniupkan ruh optimisme dalam membangun organisasi kebangkitan yang senantiasa memiliki kepercayaan penuh terhadap janji tuhan-Nya, tidak peduli siapa dan berapa orang kader yang dimiliki, selama tujuan utamanya adalah dakwah tauhid, Allah akan selalu meneguhkan para pengusungnya. Allah meridhai mereka dan mereka pun meridhai-Nya.
KAMMI komsat UPI harus bisa menjadi pemimpin gerakan-gerakan kemahasiswaan yang ada di UPI, baik itu yang intra maupun ekstra kampus. Memiliki jaringan yang luas di kalangan civitas akademika kampus dari kalangan elit sampai rakyat alit (mahasiswa). Menjadi pemersatu gerakan-gerakan yang ada.
Kesesuaian antara kata dan perbuatan menjadi sesuatu yang sakral dan pantang untuk kita ingkari. Karena intergritas diri-pribadi dan organisasi menjadi bukti akan ideologi yang kita miliki.
Bangkitlah komsatku harapan itu masih ada!

Sabtu, 11 Mei 2013

Pemuda PEMBANGUN Peradaban

Oleh: Maya Kusdiantini (Staf Humas KAMMI UPI)

sumber gambar: algheraze.blogspot
                 Jika membayangkan kata peradaban lantas apa yang tersirat dibenak kita?.  Berbicara peradaban maka kita mulai berbicara SDM (Sumber Daya Manusia). Untuk membangun sebuah peradaban yang madani tentu dibutuhkan kualitas SDM yang baik maka SDM yang baik tentu tak lepas dari hasil produksi Pendidikan. Bagi mahasiswa yang berlatar belakang pendidikan tentu sudah tidak asing lagi dengan kata ini dan sudah lebih memahami makna dan tujuan pendidikan itu sendiri. Sekilas saya bahas salah satu pengertian Pendidikan. “Pendidikan adalah  usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan  proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara”. (UU RI No.  20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1) . Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan dengan pendidikan seorang manusia mempunyai potensi besar untuk memiliki kualitas terdidik sehingga bisa menjadi manusia yang berguna. Jika manusia memiliki kualitas terdidik seperti kriteria yang disebutkan dalam Undang-undang maka Negara tentunya akan memiliki SDM yang berkualitas dan negeri ini bukan lagi menjadi Negara berkembang namun menjadi Negara maju. Pertanyaannya, apakah memang sudah terealisasikan hal tersebut? Dengan melihat berbagai fakta krisis pendidikan di negeri ini? Ambilah, Salah satu contoh kasus yang hangat saat ini adalah carut marut UN dan pergantian kurikulum 2013. Pihak pro dan kontra dari kalangan birokrat, guru, mahasiswa, warga terus memperdebatkan hal ini namun seperti kasus-kasus sebelumnya yang melebur dan tidak pernah usai layaknya cuplikan film yang bertuliskan to be continue namun sayang belum selesai satu episode malah dimunculkan episode baru.  Masih adakah masalah pendidikan selain itu? Coba jawablah dengan hati dan pikiran anda.
               
                Sudah terbayangkah masalah-masalah itu? Lantas apa yang bisa kita perbuat setelah kita melihat fakta-fakta “kemiskinan pendidikan” di tanah air yang kita pijakan ini?. Ingatkah dulu ketika MOKA, kita dikenalkan dengan 3 peranan mahasiswa yaitu social control, iron stock dan agent of change maka sudah sepantasnya kita menyadari fitrah kita sebagai mahasiswa. Tidakkah terketuk hati kita ketika saudara-saudara kita diluar sana kehilangan hak nya untuk mengenyam pendidikan ataukah kita tega melihat anak-anak kita kelak terpuruk dalam pendidikan yang sudah tidak sehat bilamana mahasiswa saat ini hanya diam, tidak peduli dengan fenomena degradasi kualitas SDM pendidik di Indonesia. Mari maksimalkan peranan kita. Tidak cukup dengan kita hadir full time dalam setiap agenda kuliah, namun perlunya sejak saat ini kita mengasah hati dan pikiran kita atas permasalahan pendidikan yang terjadi hari ini. Bukankah fungsi kita adalah untuk menyelesaikan masalah rakyat? Bukan sekedar mengejar nilai, gelar, karir dan kedudukan. Sebagai calon pendidik maka sensitifitas terhadap permasalahan pendidikan sudah menjadi sebuah keharusan yang melekat dalam jiwa kita. Dan bukankah manusia yang paling baik adalah manusia yang bermanfaat bagi orang lain?. Jangan sampai kita  menjadi bungkus snack kosong yang telah diproses dengan teknologi canggih namun tetap berakhir di tempat pembuangan sampah.
                
         Siapakah yang menculik Soekarno ke rengasdengklok dan memaksanya untuk segera mendeklarasikan kemerdekaan? Siapakah yang menggulingkan tirani Soeharto pada era orde baru?. Jawabannya Mahasiswa. Mahasiswa adalah kaum intelektual yang terkenal dengan kekritisan, kreatif, dan solutif. Maka peradaban ada di tangan mahasiswa dengan sikap kekritisannya terhadap berbagai permasalahan hingga memunculkan tekad untuk menyelesaikan masalah tersebut dengan tindakan. Maka dengan visi yang sama yaitu membangun peradaban madani, mahasiswa mampu menjadi pembangun peradaban. Apalagi dengan status sebagai pendidik maka kita memiliki peranan yang cukup besar untuk mencetak SDM berkualitas yang mampu untuk menyulap negeri ini menjadi sepenggal firdaus hingga lahir SDM dari negeri yang siap berekspansi ke negeri lain untuk mewujudkan cita-cita membangun peradaban yang madani. Mari kita mulai hari ini dengan langkah paraktis. Mulailah dari membangun kekritisan terhadap isu-isu pendidikan di negeri ini minimal isu pendidikan di kampus sendiri, lalu munculkanlah budaya diskusi dalam forum kajian isu, bersama merumuskan solusi dan mulailah bersama bergerak dengan arah dan landasan yang benar dan terbaik. Selalu yakin bahwa setiap proses akan baik bila niat lurus dan setiap hasil akan baik manakala kita berdoa dan yakin kepada sang Pencipta. 

Siapa yang bisa menguatkan hati mereka (rakyat) dan membela hak mereka jika bukan kita (kaum intelektual). Ketika tidak ada lagi yang menyuarakan kepedihan rakyat kepada pemimpin di sana, maka berarti sudah tidak ada lagi pemuda.

Setiap muslim bersaudara dan dimanapun tempat mereka berada maka disana tanah air kita dan sudah sepantasnya kita membela mereka dimanapun mereka berada.

Anak-anak yang kelak kita lahirkan
Anak-anak yang kelak menjadi keturunan kita
Merekalah generasi masa depan
Maka mampukah kita melihat mereka dalam keterpurukan
Karena kelalaian kita dalam membenahi negeri hari ini
Generasi masa depan tergantung pada generasi sekarang
Bila kita mengecap pahitnya hari ini maka jangan biarkan pahit ini dikecap oleh anak-anak kita
Menyelamatkan anak-anak kita adalah Menyelamatkan generasi Masa Depan
Menyelamatkan generasi masa depan dimulai dari mengoptimalkan peranan kita sebagai mahasiswa
Kembali kepada fitrah mahasiswa yaitu kaum intelektual yang berkarakter, selalu bergerak dan berdedikasi untuk agama dan negeri ini

-maya kusdiantini-

Pendidikan dan Perempuan

Kotretan Beranda Akhwat PK KAMMI UPI
Oleh: Arum Wulandari
Dihadiri oleh 13 orang akhwat

sumber: menarailmuku.blogspot.com

Permasalahan Pendidikan di Indonesia
Kenapa tanggal 2 Mei diperingati sebagai hari pendidikan nasional? Karena itu Salah satu penghargaan kepada tokoh Ki hajar dewantara yang dianggap memberikan kontribusi banyak terhadap pendidikan.
Tigak tokoh yang berpengaruh pada pembentukan sekolah Taman Siswo  yang didirikan oleh Ki Hajar Dewantara:
1.        Rabindranath Tagore dari India “Shanti Niketan”,
2.       Maria Montessori  “Casa dei Bambini”, dan
3.       Rudolf Steiner "Antrophosophy Society".

Corak kebatinan dan theosofi, ada 3 sistem among yang digunakan:
1.        Mengabdi pada prikemanusiaan
2.       Membangun kepribadian sesuai kodrat alam
3.       Membangun kemerdekaan

Selintas tentang Ibnu Kholdun
Ibn Khaldun merupakan pemikir dari dunia Arab, di saat dunia Arab mengalami kemandegan. Ibn Khaldun yang bernama lengkap Abu Zaid Abd-Ar-Rahman Ibn Khaldun, seorang sajarawan besar Islam pada abad pertengahan. Ibn Khaldun dilahirkan pada 27 Mei 1332 (1 Ramadhan 732 H) di Tunis.
Ada 3 konsep yang dimiliki dan menjadi kekhasan:
1.        Peningkatan pemikiran
2.       Kemanpaatan masyarakatan
3.       Kerohanian
Pendidikan Islam:
1.        Tarbiyyah “Pemeliharaan / asuhan”
2.       Ta’lim “Pengajaran”
3.       Ta’dhih “Pembinaan budi pekerti”

Wahabi: salah satu pembaharu islam di arab yang paling menentang bid’ah.
Sebuah pemikiran itu bisa dikalahkan jika
Sejarah itu bukan lagi masa lampau, tapi perjalan hidup yang terus bersambung dan bagaimana kini membuat catatan2 sejarah kedepan yang lebih visioner.
Sejarah itu perdebatan ideologi, yang lalu menjadi potret saja sekarang saatnya kita membuat sejrah baru dengan bekal intelektual hasil belajar dari potret2 lama.
Kenapa kita harus Belajar sejarah dan memperalam ilmu? Karena kedepan kita yang akan memegang dan menggantikan para pelaku sejarah kedepan.
Kebanyakan sekarang itu banyak Politik-politik kepentingan berbau tidak intelek. Maka dari itu akhwat punya kewajiban untuk:
1.        Kita harus punya visi yang besar
2.       Kita harus punya prodak
3.       Menambah kapasitas
4.      Membuat jaringan sebanyak2nya.
5.       Komitmen

Sikap AKHWAT KAMMI UPI tehadap kondisi pendidikan saat ini:
1.        Menolak kurikulum 2013
2.       Pemerintah harus membuat grand design pendidikan minimal 15 tahun
3.       Pengambilan berbagai macam kebijakan harus berdasarkan riset
4.      Menolak UN