Selasa, 04 Juni 2013

Perjalanan Dakwah

Oleh: Al Maun (Kader KAMMI UPI)
Umat...umat...umat, itulah hal terakhir yang rasull pikirkan dikala ajal menjemput beliau. Semesta berkabung atas kehilangan sang pembawa cahaya di gelapnya dunia, penunjuk jalan dikala buntukan akan dunia. Dan apa yang ditakutkan beliau pada umat ini benar terjadi umat ini terombang ambing bagai buih dilautan, tak tau arah yang meski diambil kedepan, belakang, samping terlihat sama, biru kelabu sejauh memandang. Apalagi setelah runtuhnya khilafah terkhir diturki, semakin tak punya arah, menimbulkan perpecahan diantara saudara ini.

Apakah kita akan berdiam diri melihat hancurnya umat ini? Ironis, seperti memakan daging sendiri sambil berdiri, dan mereka tertawakan yang dilakukan kita yang merupakan suatu hiburan yang mereka inginkan. Namun kita jangan pernah menyerah untuk mencari cahaya Nya. Berjihad dijalan Allah adalah harga mati, jalan untuk melawan kebingungan umat ini, keimanan dan ukhuwah adalah yang akan selalu menguatkan kita, Jalan dakwah ini tak pernah mulus dan lurus. Terpaan dan hadangan ada didepan kita, tikaman dibelakang kita, dan sikutan disamping kita.

Jalan dakwah ini adalah pembuktian, pembuktian akan indibath kita akan Aqidah kita, melaksanakan tuntutan dari dua kalimat syahadat yang selalu kita lantunkan dishalat kita setiap hari, dan indibath akan jamaah dan umat. Di jalan dakwah ini bukan ajang eksistensi, siapa saya dan akan menjadi apa saya, tapi substansi dan kontribusi apa yang akan diberikan kita pada umat ini. Berikan apa yang melekat pada tubuh ini, keluarkan isi kepala ini, peras darah kalian sampai tak ada tetesan, demi terwujudnya peradaban islami dan generasi rabbani.

Indahnya dunia ini yang membuat kegelisahan dan kebingungan pada diri ini, yang lama berbelok dan tersesat jauh dan membawa kembali pada jalan-Nya. Semoga ana bisa seperti Umar, menjadi
manusia yang seperti tambang, yang terbaik diantara mereka dalam massa jahiliyah adalah juga terbaik dalam massa islam...” ,dan seperti Al Fatih yang anak manja menjelma menjadi seorang pemuda yang luar biasa. Masa muda adalah masa dimana kita bisa memaksimalkan apa yang dilakukannya. Masa yang akan dipertanyakan disana, diisi dengan apa masa ini, kebathilan kah? Atau kebaikan? Itu bukan suatu pilihan tapi tanggung jawab pembuktian akan keimanan kita. Sungguh egois jika seseorang sibuk akan beribadah kepada Allah, namun masih banyak kerusakan disekelilignya, maka tuli dan butalah dia, hitam dan keras hatinya yang tidak memperdulikan kerusakan ini.

Dan mulai saat ini marilah rapatkan shaf shalat kita, demi kuatnya ukhuwah ini, perkuat barisan ini dengan keimanan. Pegang erat kawan disamping kita, pandang tajam pada musuh kita.

Allahu Akbar...
Allahu Akbar...
Allahu Akbar,

semoga dakwah kita selalu dalam lindungan dan keridhoan dari Sang Maha Penjaga.







edited by Humas KAMMI UPI

0 komentar:

Posting Komentar