Karya: Hedi Hidayat ( Sekretaris Jendral komsat KAMMI UPI 2014)
Hal inilah yang nampak dalam realitas kehidupan kita sekarang, banyak orang yang enggan menanggung beban, enggan menanggung amanah, beribu alasan muncul untuk menolak diberikannya beban dan amanah. Kata ‘Beban’ seolah menjadi kata yang tidak menyenangkan bahkan menjadi kata yang menakutkan di telinga kita. Sepertinya kita sudah mulai lupa, bahwa sesungguhnya bersama ‘beban’ inilah setiap manusia mampu menempuh dan mencapai titik-titik kritis dari kadar jiwa mereka. Dengan ‘beban’ inilah manusia mampu mengasah seluruh kemampuannya.
Sederhananya ketika kita menaiki sebuah gunung, apa yang kita rasakan? Ya, jawabanya pasti berat. Seluruh energi kita keluarkan agar mampu mencapai puncak gunung tersebut. Akan tetapi saat kita coba kembali turun kemudian naik lagi maka gunung yang pernah kita lalui akan terasa lebih ringan, tapi bukan berarti tidak mengeluarkan energi untuk turun.
Lantas beban apakah yang harus kita tanggung ? cobalah tengok keadaan Umat, keadaan bangsa, kedaan agama kita hari ini, sangat memprihatinkan bukan? itulah beban kita saudaraku, itulah amanah kita bersama, kitalah yang harus membenahi keadaan tersebut. Jadilah pahlawan, pahlawan yang mau menanggung beban yang sangat mulia, pahlawan yang berani mengemban amanah bagi kemashlahatan umat.
Pahlawan sejati selalu merupakan seorang pemberani sejati.
Tidak akan pernah seseorang disebut pahlawan, jika ia tidak pernah
membuktikan keberaniannya.
Pekerjaan-pekerjaan besar atau tantangan-tantangan besar dalam sejarah selalu
membutuhkan kadar keberanian yang sama besamya
dengan pekerjaan dan tantangan itu.
Sebab, pekerjaan dan tantangan besar itu selalu menyimpan risiko.
Dan, tak ada keberanian tanpa risiko
(M. Anis Matta)
Kita harus terbiasa dengan ‘beban’, jadikan beban sebagai teman dekat kita, karena orang-orang besar tidak akan jauh dari beban-beban yang harus dihadapinya. Harus kita ingat baik-baik bahwa tidak ada beban yang berat, sesuai dengan firman Allah :
“Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya”. (QS. Al baqarah: 286)
Mulai hari ini sambutlah beban-beban itu dengan senyuman, ketenangan rasa, kearifan jiwa, gelora cinta dan nikmati dengan harmoni. Karena hanya dengan beban itulah kita semakin dekat dengan-Nya, semakin dekat dengan hijaunya taman syurga, semakin cepat kita mendekap bidadari disana, dan kekal didalamnya. Aamiin
Wallahu’alam
0 komentar:
Posting Komentar