Sabtu, 20 April 2013

Apa kata kader akhwat KAMMI UPI tentang Hari Kartini?


‘Brainstorming isu Kartini’ 
pada hari jum’at tgl 12 April 2013 pukul 19.00-06.00 @Sekre Akhwat. Cekidot...! 
 Berikut komentar mereka tentang hari Kartini, setelah acara *Beranda Muslimah 1* 


1.      Neneng (Biologi 2010): emansipasi yg diusung kartini berbeda dgn feminisme. Cara kita utk memperingati hari kartini bukan kpd sosoknya tapi lebih kepada perjuangan dan pergerakannya juga esensi atau substansi dari momentum kartini.
2.      Maya Kusdiantini (Kimia 2011) : harus menulis! pena lebih tajam dr pedang. Utk memperingati hari Kartini salah satunya dengan menulis dan memberi karya-karya nyata.
3.      Desi (Kimia 2011): setelah kita menulis, maka tulisan kita harus dipublikasikan. Seperti tulisan-tulisan Kartini, supaya bisa menginspirasi banyak orang.
4.      Gina (Ekonomi 2012): Kartini itu pekerja keras, tidak mudah menyerah.Ketika tdk tau maka mencari tau, ketika belum tau jati dirinya maka ia terus mencari untuk menemukan identitas dirinya. Kritis.
5.      T’Lucky (Ekonomi 2009): Seperti kata Ali bin Abi Thalib “tidak melihat siapa yang berbicara tapi melihat apa yg dibicarakan” Ketika berbicara kartini tak usah hiraukan siapa dia, tapi lihat perjuangan dia. Ketika beliau blm tau tentang Al-Qur’an maka ia terus mencari tau tentang itu. Maka tugas kita sekarang, dengan akses yang lebih mudah dan fasilitas begitu mewah, harusnya kita bisa lebih baik dari kartini. Dan kartini tidak dijadikan sebagai patokan atau icon perempuan Indonesia yang saklek, karena masih banyak muslimah-muslimah lain yang bisa kita jadikan teladan.
6.      T’salma (PPB 2009): Harus digencarkan gerakan menulis! Kita melihat nilai-nilai pada diri kartini dari berbagai sumber. Kita harus bisa memunculkan sisi lain dari seorang Kartini untuk menutup isu emansipasi yang sekarang ada di masyarakat. Jadi seolah-olah sekarang itu ketika masyarakat mendengar hari Kartini framenya itu, oh iya kartini itu pejuang emansipasi perempuan. Terus paradigma emansipasi yg ada sekarang juga kan cenderung ‘negatif’, padahal kita tau emansipasi yang diusung kartini itu berbeda dgn emansipasi yg digembar-gemborkan sekarang. Terus kalau bisa kita juga harus mengangkat isu tokoh perempuan lain untuk menyaingi isu kartini.
7.      Ajeng (Kimia 2011): ketika perempuan memimpin harus sesuai porsinya, tidak boleh berlebihan. Tau aturan, peran, dan fungsinya mungkin ya.
8.      Sopy (Bhs Daerah 2010): Lihatlah karya dan perjuangan seseorang itu sesuai zamannya, ketika kita melihat karya dan perjuangan para pendahulu kita pada zaman sekarang mungkin tidak akan ada dari karya dan perjuangan mereka yang luar biasa. Maka hargailah keringat orang-orang terdahulu. Lihat segala sesuatu sesuai zamannya!
9.      Hana (Kimia 2012): 21 April diperingati dengan event menulis dan diiming-imingi  dikasih hadiah, agar semangat. Karena ada istilah ya bahwa dengan menulis umur kita akan panjang. Artinya ketika kita sudah mati pun maka tulisan-tulisan kita akan tetap hidup.
10.  T’Resta Ratnaningsih (Kimia 2009): Memperingati atau tidak bagi teteh itu tidak penting. Maka ketika melihat orang-orang yang selalu memperingati hari kartini kita harus luruskan pemikirannya dan pemahamannya, hawatirnya mereka itharus diperbaiki terkait makna dari emu belum tau sejarahnya secara keseluruhan. Jadi tugas kita memperbaiki dari segipemikiran orang-orang yg sekarang yang selalu merayakan hari Kartini.
11.  T’Lia (Bhs Arab 2010): Pencerdasan terkait kontroversi sejarah kartini, harus mengangkat sejarah yang seutuhnya. Kita juga harus memunculkan isu tandingan emansipasi yang lekat pda diri kartini. Memunculkan sosok baru yang menandingi kartini. Kita bisa mengangkat Rahmah El Yunusiyyah beliau terkenal dengan sebutan mujahidah tanpa emansipasi.
12.  Wati (Bhs.Jepang 2010): Presfektif kia harus objektif dalam menilai sejarah. Peradaban eropa bukan peradaban sebenarnya, mereka hanya mencuri apa-apa yang sebenarnya ada dalam islam. Seolah-olah merekalah sang pelopor, padahal tidak! Nah makanya setelah ini kita harus banyak menulis!!! Budayakan menulis sejak kecil seperti orang Jepang, dimulai dengan hal-hal kecil misalnya dengan menulis dibuku harian.
13.  T’ gia (Kimia 2008): emansipasi yang dicanangkan kartini itu berbeda dgn emansipasi yang diusungkan sekarang. Kita redefinisi terkait emansipasi menurut islam itu apa dan menurut sejarah itu seperti apa, kemudian kita padu padankan dan ramu.
14.  Meli (Sejarah 2011): Kartini menulis surat-surat dari hatinya bermula ketidak sengajaan, objektif sosok kartini. Siapapun kartini terlepas dari pemikirannya, latar belakangnya tetap ia adalah seorang manusia yang tidak terlepas dari salah. Maka pada zamannya ia luar biasa karena sudah bisa menuangkan pemikirannya kedalam bentuk tulisan, yang kemudian merubah sejarah pergerakan wanita indonesia. Bukan utk membunuh sosok kartini dengan pro dan kontranya, tapi bagaimana hari ini kita bisa belajar pada sosok kartini dan tokoh lainnya. Maka ketika kartini mampu menjadi pahlawan pada zamannya, maka tidak menutup kemungkinan kita pun mampu menjadi pahlawan pada zaman kita. Aamiin..
15.  Isma (PKK 2011): jangan melihat orang itu hanya pada satu sisi. Belajar dari sejarah.
16.  Putri (Agrin 2011): redefinisi, jangan setengah-setengah dalam mendengar informasi. Sosok kartini yaang luar biasa, karena dari tulisan-tulisannya terlihat pemikiran dia yang semakin berkembang. Kartini itu berkualitas bagi saya!
Sebenarnya masih ada dua orang lagi tapi dikarenakan sakit dan ada yang pulang duluan jadi belum sempat memberikan testimoninya seputar Kartini yaitu Teh Restu (Fisika 2009) dan teh Nurul Hikmah (Pascasarjana)

0 komentar:

Posting Komentar