Kamis, 07 Juli 2011

JAMA'AH YANG EFEKTIF

JAMA’AH YANG EFEKTIF
Oleh
Egi Nugraha (Staf Departemen Kaderisasi KAMMI UPI)

“Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu Aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih? (Yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagimu jika kamu mengetahuinya. Niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosamu dan memasukkan kamu kedalam surga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai, dan (memasukkan kamu) ke tempat tinggal yang baik di surga ‘Adn. Itulah keberuntungan yang besar.” (Ash-Shaff: 10-14).

Ikhwah fillah yang saya kagumi, inilah bingkai global dakwah kita:
1.             Allah Ghayatuna (Allah adalah tujuan kami)
2.             Ar-Rasul Qudwatuna (Rasul adalah teladan kami)
3.             Al-Qur’an Syi’atuna (Al-Qur’an adalah syariat kami)
4.             Al-jihadu Sabiluna (jihad adalah jalan kami)
5.             Asy-Syahadah Umniyatuna (mati syahid adalah cita-cita kami)

Dakwah yang mencita-citakan tegaknya keadilan, dakwah yang merindukan kejayaan islam, tidak bisa di usung oleh segelintir orang apalagi sendirian. Dakwah harus digerakkan oleh banyak orang, tapi bukan orang-orang yang berkerumun tak beraturan, mereka bagaikan buih yang tidak berbobot dan tidak memiliki arus. Dakwah yang benar hanya harus digerakkan sekelompok orang yang teruji iman dan komitmen keislamannya, orang-orang yang terbukti mampu beramal jamai’ dan mampu berharakah dengan langkah dan tujuan yang jelas.

Jama’ah adalah alat yang diberikan Islam bagi umatnya untuk menghimpun daun-daun potensial yang berhamburan, merajut kembali jalinan cinta diantara kita, menyatukan potensi dan kekuatan kita, kemudian meledakkannya pada momentum sejarahnya, menjadi pohon peradaban yang teduh, yang menaungi umat ini.

Tapi, itulah masalahnya. Ternyata itu bukan pekerjaan yang mudah; ternyata, cinta tidak mudah di tumbuhkan diantara kita; mungkin itu sebabnya, ada ungkapan dikalangan gangster mafia:” seorang prajurit yang bodoh, kadang-kadang lebih berguna daripada dua orang jenderal yang hebat”. Namun tidak ada jalan lain. Nabi umat ini tidak akan memaafkan setiap orang diantara kita yang meninggalkan jama’ah, semata-mata karena ia tidak menemukan kecocokan bersama orang lain dalam jama’ahnya. Bagaimanapun, kekeruhan jamaa’ah jauh lebih baik daripada kejernihan individu.

Orang-orang shalih diantara kita harus menyadari bahwa tidak banyak yang ia berikan atau sumbangkan untuk islam kecuali kalau ia bekerja di dalam dan melalui jama’ah, Karena kecerdasan individual tidak pernah dapat mengalahkan kecerdasan kolektif yang lebih efisien, efektif dan produktif. Dengan beberapa catatan:
1. Kesadaran bahwa kita hanyalah bagian dari fungsi pencapaian tujuan
2.  2.  Semangat memberi yang mengalahkan semangat menerima
3.    3.  Kesiapan untuk menjadi tentara yang kreatif
4.    4.  Berorientasi pada karya bukan posisi
5.    5.  Bekerjasama walaupun berbeda

Mungkin lebih realistis mencari jama’ah yang efektif daripada mencari jama’ah yang ideal. Jama’ah yang efektif adalah jama’ah yang dapat mengeksekusi atau merealisasikan rencana-rencananya. Kemampuan eksekusi itu lahir dari integrasi berbagai elemen; ada sasaran dan target yang jelas, strategi yang tepat, sarana pendukung yang memadai, pelaku yang bekerja dengan penuh semangat dan lingkungan strategi yang kondusif.

Syarat-syarat jama’ah yang efektif, adalah sebagai berikut:
1.   1.  Ikatan akidah, bukan kepentingan
2.   2.  Jama’ah itu sarana, bukan tujuan
3.   3.  Sistem, bukan tokoh
4.   4.  Penumbuhan, bukan pemanfaatan
5.   5.  Mengelola pebedaan, bukan mematikannya

0 komentar:

Posting Komentar