Kamis, 23 Juni 2011

Ke-KAMMI-an

Agenda perubahan dan sejarah Islamisasi di dunia maupun di Indonesia sangat dekat dengan dunia kampus dan mahasiswa. Pemuda (mahasiswa) dengan kelebihan kekuatan fisiknya dan konsistensi perjuangan idealismenya dalam kerangka fungsional memiliki peran sebagai :
  1. Du’at (moral force)
  2. Iron stock
  3. Agent of change
Fungsi inilah yang akan selalu memberikan motivasi penyegaran terhadap kondisi-kondisi kritis suatu bangsa untuk selalu berada dalam jalur perubahan ke arah yang lebih baik.
Tanggal 29 Maret 1998, Indonesia mendapat darah baru dalam perjuangan. Berdiri sebuah organisasi massa yang berideologikan Islam dengan nama Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) di Malang Jawa Timur oleh para aktivis da’wah dari seluruh Indonesia.
Pertemuan aktivis da’wah setelah FSLDK ini selain mendeklarasikan KAMMI juga memilih Fachri Hamzah sebagai ketua umum KAMMI periode 1998-2000. Pendirian organisasi ini sebagai bentuk keprihatinan generasi muda terhadap penderitaan rakyat yang sudah sekian lama hidup dalam ketidakadilan dan ketidakmandirian. Dengan visinya-sebagai wadah permanen untuk melahirkan kader-kader kepemimpinan nasional yang tangguh dalam upaya mewujudkan masyarakat Islami, KAMMI berkembang menjadi gerakan ekstra kampus dan ekstra parlementer yang cukup disegani baik yang seideologi maupun yang tidak. Dengan kesolidan kadernya, dengan keleganannya, dengan kesantunannya, dengan kecerdasannya, dengan keberaniannya, KAMMI telah menjadi kekuatan baru dalam peta pergerakan mahasiswa. Sebagai pemain baru (meskipun besar), KAMMI harus banyak belajar untuk membaca jati dirinya, menegaskan bahwa inilah KAMMI.

0 komentar:

Posting Komentar