oleh: Ajeng Widi (Kader KAMMI UPI)
Perubahan, kata
itu yang aku inginkan sebelum mata ini tidak lagi dapat melihat dunia dan
sebelum jiwa ini tidak dapat berkutik ketika kedua malaikat di alam kubur
mempertanyakan tentang amalan ku. Tentunya perubahan menjadi orang yang lebih
baik lagi. Tapi aku tau, tidak mudah untuk mencapai sebuah perubahan. Teman ku
pernah mengibaratkan bahwa perubahan itu seperti proses pembentukan Kristal, karena
pada prosesnya filtrat yang kita dapat tidak langsung menjadi kristal, tapi butuh beberapa hari agar menghasilkan
Kristal yang kuat dan tidak rapuh. Begitu pun perubahan, tidak instan, karena
membutuhkan waktu yang lama untuk bisa menghasilkan suatu perubahan yang
maksimal.
Aku termenung,
memikirkan betapa banyak dosa yang telah aku perbuat. Betapa kotornya diri ini
karena dosa-dosa tersebut. Aku tak tau harus berbuat apalagi sehingga aku bisa
mengurangi dosa dalam diri ku ini. Aku butuh teman yang bisa membawa ku untuk
mencapai sebuah perubahan. Aku butuh lingkungan yang seperti mereka, mereka
yang ku anggap lebih mengerti tentang agama. Yaa.. karena aku merasa
pengetahuan ku tentang islam belum seberapa.
KAMMI…
Sebelumnya aku pernah mendangar nama itu. Tapi yang aku tau hanya sebatas bahwa
KAMMI itu merupakan sebuah organisasi keislaman yang ada di kampusku. Dulu aku tak
berminat sedikitpun untuk bergabung di organisasi ini, karena ketakutanku akan
organisasi-organisasi yang bersifat radikal. Padahal tidak semua organisasi
keislaman seperti itu. Suatu saat, seorang teman yang lebih mengerti agama mengajakku
untuk bergabung di organisasi KAMMI ini. Dia menjelaskan bahwa KAMMI ini tidak
seperti organisasi-orgainsasi islam yang lain, dan kmu akan mendapatkan
lingkungan yang kamu harapkan disini. Dari situ aku mulai mempertimbangkan
untuk mengikuti DM1.
Awalnya
semangatku untuk mengikuti DM1 sangat menggebu-gebu, namun syeitan yang tak
pernah berhenti menggoda diri ini membuat semangatku perlahan-lahan luntur,
karena ketika ada informasi DM1 ITB, aku merasa belum siap. Tapi berkat
dorongan dari teman-teman yang mengajakku bergabung di KAMMI, semangat ku mulai
tumbuh kembali, dan akhirnya aku mengikuti DM1 UPI.
DM1 ini
berlangsung selama 3 hari 2 malam, tepatnya di pesantren Baitturahman –
Parongpong. Banyak ilmu yang aku dapat selama kegiatan. Tidak ada sedikitpun
kegiatan yang tidak bermanfaat, karena disini kita diharuskan mengisi waktu
luang dengan membaca Al-Quran, dan kita di haruskan untuk melaksanakan shalat
sunat seperti rawatib, duha dan tahajud yang sebelumnya jarang aku laksanakan. Bekal
pertama yang diberikan adalah dasar keimanan kita yaitu konsep syahadatain,
dimana syahadat merupakan pintu gerbang untuk masuk islam dan merupakan pondasi
agama islam. Kita selaku orang islam tidak diharuskan untuk mengucapkan dua
kalimat syahadat jika ingin berubah, karena pada dasarnya dua kalimat syahadat
ini telah ada dalam hati kita.
Selain itu, materi
– materi lain yang di sajikan dari awal kegiatan sampai akhir sangat memberikan
pencerahan kepadaku bahwa ternyata kita selaku pemuda sudah seharusnya bergerak
dan melakukan suatu perubahan karena peran pemuda adalah sebagai agent of
change dan pada dasar nya manusia itu diciptakan tidak hanya untuk memikirkan
diri sendiri tapi juga orang lain. Jika aku ingin melakukan suatu perubahan,
lakukan lah perubahan untuk diriku dan juga orang lain. Jihad dengan cara
berdakwah merupakan suatu cara agar dapat mencapai suatu perubahan, karena
masalah yang ada saat ini adalah kekurang pahaman orang-orang terhadap agama
yang benar yang diridhoi oleh Allah SWT, yaitu agama islam, bahkan orang
islamnya sendiri belum semua memahami tentang keislaman. Maka dengan dakwah, ilmu yang telah kita
dapat bisa kita bagikan kepada orang lain. Selain ilmu, teman-teman baru yang
luar biasa telah aku dapatkan di DM 1 ini. Mereka datang dari beberapa
universitas dan daerah yang berbeda-beda. Kebersamaan semakin terasa ketika
kita melakukan kegiatan bersama-sama, mulai dari sholat berjamaah, mendengarkan
meteri bersama, meskipun ada yang ngatuk, tidur bersama sesame akhwat dan makan
bersama. Dan semua itu semakin terasa sampai hari ketiga.
Simulasi dakwah
yang menegangkan sekaligus mengharukan memberikan pengalaman baru dan juga
pembelajaran kepada ku bahwa ternyata jihad itu tidak mudah. Banyak rintangan
yang harus kita hadapi dan pengorbanan yang besar untuk berjihad di jalan Allah
SWT. Sampai-sampai air mata ini tak dapat aku bendung ketika aku harus
mengatakan siap jika harus mengorbankan kedua orang tua ku. Tapi itulah jihad,
jika keimanan yang mendasari jihad kita, apapun pengorbanannya pasti kita
ikhlas. Dan selain iman, sebuah ukhwah islamiyah juga lah yang mendasri jihad,
karena dengan ukhwah islamiyah kita dapat bersatu untuk melakukan jihad di
jalan Allah SWT, dan perubahan ke arah lebih baik akan kita dapatkan.
Harapan aku
setelah mengikuti DM1 ini adalah, mudah-mudahan aku bisa istiqomah menjadi
bagian dari KAMMI dan bisa melakukan perubahan untuk diri ku dan orang lain.
Aamiin….n_n
0 komentar:
Posting Komentar